ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Pakistan berencana untuk mengajukan keluhan terhadap India di PBB, menuduhnya melakukan “eko-terorisme” melalui serangan udara yang merusak pohon pinus dan menghasut negara bersenjata nuklir itu, kata seorang menteri pemerintah pada Jumat (1/3/2019).
India dan Pakistan berada di tengah-tengah pertikaian terbesar mereka dalam beberapa tahun terakhir, dengan Amerika Serikat dan kekuatan global lainnya menjadi penengah untuk mengurangi ketegangan antara musuh bebuyutan yang telah berperang tiga kali sejak kemerdekaan mereka dari pemerintahan kolonial Inggris pada tahun 1947.
Pesawat-pesawat tempur India Selasa lalu membom sebuah kawasan hutan berbukit di dekat kota Balakot, Pakistan utara, sekitar 40 kilometer dari perbatasan India di wilayah Himalaya di Kashmir. New Delhi mengatakan telah menghancurkan kamp pelatihan “militan” dan membunuh ratusan “teroris”.
Pakistan membantah ada kamp semacam itu di daerah tersebut dan penduduk setempat mengatakan hanya satu warga desa tua yang terluka.
Menteri Perubahan Iklim Pakistan, Malik Amin Aslam, mengatakan jet-jet India membom sebuah “hutan cadangan” dan pemerintah sedang melakukan penilaian dampak lingkungan, yang akan menjadi dasar pengaduan di PBB dan forum lainnya.
“Apa yang terjadi di sana adalah terorisme lingkungan,” kata Aslam kepada Reuters, menambahkan bahwa puluhan pohon pinus telah ditebang. “Telah ada kerusakan lingkungan yang serius.”
Dua wartawan Reuters yang mengunjungi lokasi pemboman itu, tempat empat kawah besar terlihat, mengatakan hingga 15 pohon pinus telah rusak oleh ledakan. Penduduk desa menolak klaim India bahwa ratusan “militan” tewas.
Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan bahwa “perusakan lingkungan, tidak bisa dibenarkan oleh kebutuhan militer dan dilakukan secara ceroboh, jelas bertentangan dengan hukum internasional yang ada”, menurut resolusi Majelis Umum PBB 47/37.
India dan Pakistan juga terlibat dalam pergolakan diplomatik, dimana New Delhi bersumpah untuk mengisolasi Pakistan atas dugaan keterkaitannya dengan kelompok-kelompok “militan”. Islamabad bahkan enggan hadiri konferensi Organisasi Kerjasama Islam (OKI) karena kehadiran menteri luar negeri India dalam pertemuan mereka hari ini (1/3). (Althaf/arrahmah.com)