BANDUNG (Arrahmah.com) – Menanggapi adanya kiriman paket yang diduga bom yang ditujukan kepada dirinya, Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Islam (PP Persis), Prof. Dr. KH. Maman Abdurrahman belum bisa menduga dari siapa dan apa motifnya.
Ditemui hidayatullah.com di kantor PP Persis, Jl. Perintis Kemerdekaan Kota Bandung, Jumat (25/3/2011), Maman membenarkan bahwa paket bungkusan berwarna hitam tanpa nama pengirim tersebut ditujukan kepada dirinya. “Saya sempat melihat bungkusan tersebut dan tertulis ditujukan kepada saya,” katanya.
Namun Maman sendiri belum mengetahui apa motif dan dari siapa paket tersebut. Ia maupun PP Persis mengaku merasa tidak ada masalah dengan pihak manapun.
Meski demikian Maman berpendapat, apa pun motifnya, entah sekedar iseng atau serius, paket tersebut dianggap sebuah penghinaan terhadap lembaga atau ormas Islam yang ada di tanah air. “Saya kira ini bukan sekedar ditujukan kepada Persis saja, tetapi hakekatnya kepada semua ormas Islam. Orang tersebut (si pengirim) tidak paham akan perjuangan umat Islam dalam kemerdekaan Indonesia,” jelasnya.
Ia menambahkan, jika Persis dianggap tegas dan keras terhadap segala kemungkaran, sudah sejak awal berdirinya Persis mempunyai sikap demikian dan hal itu sama dengan ormas Islam lain. Dirinya pun mengaku jika akhir-akhir ini banyak menulis tentang penyimpangan dan kesesatan tentang Ahmadiyah.
Tulisan tersebut sudah banyak beredar di media cetak maupun dunia maya. Namun dirinya enggan menduga, apa karena tulisan itu dirinya mendapat paket yang diduga bom tersebut.
Sementara untuk sikap yang akan diambil atas insiden tersebut, PP Persis belum mengeluarkan pernyataan resmi. Namun demikian dirinya tetap meminta kepada aparat kepolisian untuk segera mengungkap siapa pelaku dan motifnya.
“Soal sikap akan kita rapatkan dulu. Kebetulan hari ini libur, insya Allah besok atau lusa,” katanya.
tersebut. Namun ia juga meminta agar umat Islam tetap meningkatkan kewaspadaan dan menjaga kondusivitas.
Sementara saat disinggung soal isu “Dewan Revolusi Islam” yang sedang santer sekarang ini, Maman enggan menanggapi secara serius. Menurutnya, di Indonesia tidak ada indikasi akan ada revolusi, apalagi yang akan melakukan revolusi tersebut umat Islam.
“Saya sendiri kurang suka dengan istilah “revolusi”, seolah-olah akan ada makar terhadap pemerintahan sah. Saya kira isu tersebut hanya dihembuskan orang yang tidak ingin melihat umat Islam di Indonesia hidup dalam tenang dan damai,” ujarnya.
Namun demikian Maman sendiri mengakui jika beberapa bulan lalu dirinya sempat mendapat kiriman melalui pesan pendek yang masuk ke telepon selulernya berisi tentang susunan “Dewan Revolusi Islam” tersebut. “Dalam SMS tersebut dituliskan presidennya A, wakilnya B, menteri-menteri juga ada,” akunya tanpa bersedia menyebut nama-nama yang dimaksud.
Dirinya mengaku tidak mengetahui siapa pengirimnya, nomornya pun Maman tidak kenal. Menanggapi hal tersebut Maman menganggap hanya kerjaan orang iseng dan hanya ingin memojokkan umat Islam.
“Saya anggap itu hanya kerjaan orang yang tidak punya pekerjaan dan tidak mempunyai pemahaman Islam yang mendalam. Umat Islam juga tidak perlu menyikapi dengan serius, abaikan saja,” pinta Maman dengan tertawa.
Seperti diberitakan, Jum’at siang (25/3 Ketua Umum PP Persis, Prof. Dr. KH. Maman Abdurrahman mendapat kiriman paket warna hitam yang diduga bom yang diletakkan di dekat pagar Masjid Persis, di Jl. Perintis Kemerdekaan Kota Bandung. Paket yang diduga bom tersebut baru diketahui menjelang shalat Jum’at yang ditemuka seorang satpam. Masjid tersebut satu lokasi dengan kantor PP Persis.
Temuan benda mencurigakan tersebut segera dilaporkan kepada aparat kepolisian. Tidak berapa lama Tim Gegana dari Polda Jabar datang ke lokasi dan segera mengamankan benda tersebut.
Setelah berhasil dibawa ke lokasi yang aman (sebuah lapangan terbuka), paket tersebut diledakkan. Hasil temuan polisi, benda tersebut diduga rangkaian bom berupa beberapa korek api gas, kabel, timer, dan alat pemicu ledakan. Namun pihak kepolisian belum bisa menyimpulkan siapa pengirim dan apa motifnya.
Pantauan hidayatullah.com hingga pukul 16.00 wib situasi kantor PP Persis sudah lenggang dan tidak ada penjagaan dari aparat kepolisian, meski sebelumnya usai shalat Jum’at sempat terjadi kepanikan pada ribuan jamaah di masjid Persis itu. (hidayatullah/arrahmah.com)