TEHERAN (Arrahmah.com) – Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad telah mengakui bahwa fasilitas nuklir Iran telah diserang virus Stuxnet. Tak lama berselang, pakar program nuklir Iran yang juga ahli virus Stuxnet dilaporkan tewas dalam sebuah serangan di Teheran.
DebkaFile melaporkan, korban yang bernama Profesor Majid Shahriari menghembuskan nafas terakhir setelah ditembak ketika berkendara bersama istrinya pada Senin (29/11/2010). Aksi pembunuhan ini terjadi di wilayah utara Teheran yang juga dekat dengan laboratorium rahasia program nuklir Iran berada.
Laporan tersebut mengungkap bahwa Majid memang telah menjadi incaran para pelaku. Salah satu alasannya adalah untuk melemahkan kemampuan Iran dalam membasmi cacing ganas Stuxnet yang telah menyusup ke jaringan militer dan nuklir Iran.
Dikutip detikINET dari TgDaily, Selasa (30/11/2010), Teheran menuding agen intelijen Amerika Serikat dan Israel berada di balik penyerangan ini. Dugaan lainnya menyasar pada kelompok militan Sunni yang kerap menentang pemerintah Iran.
Menurut data intelijen, organisasi garis keras ini memang telah membidik sejumlah ilmuwan nuklir Iran. Bahkan, baru-baru ini mereka mengaku bertanggung jawab atas penculikan seorang peneliti yang bekerja di fasilitas nuklir Isfahan.
Sebelumnya, melalui sang presiden, Iran telah memastikan adanya serangan cyber pada fasilitas nuklir mereka. Beberapa perangkat sentrifusa pengayaan uranium, yang dibutuhkan dalam menjalankan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir tertentu, dikatakannya telah mengalami kerusakan akibat virus komputer.
“Mereka membuat masalah, yang terbatas pada beberapa sentrifusa kami, dengan piranti lunak yang terpasang di perangkat elektronik,” ujar Ahmadinejad dalam sebuah konferensi pers di Teheran. (dtk/arrahmah.com)