GAZA (Arrahmah.com) – Ahli militer strategis Mesir Jenderal Safwat El–Zayat mengatakan bahwa keputusan militer “Israel” untuk memulai operasi darat adalah bukti nyata kegagalan mereka untuk menekan perlawanan Palestina melalui operasi udara yang dilancarkan selama hampir dua minggu, sebagaimana dilansir oleh Middle East Monitor, Jum’at (18/7/2014).
Dalam wawancara dengan Al-Jazeera Mubasher Mirs, El–Zayat menunjukkan bahwa tentara “Israel” sedang mencoba untuk menciptakan daerah aman di pinggiran Gaza karena takut sistem rudal anti-tank yang dimiliki oleh perlawanan Palestina.
Dia mengatakan bahwa jika Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu yakin dengan kemampuan pasukannya, dia akan memerintahkan serangan darat pada hari pertama, tapi ia terpaksa memerintahkan serangan darat sekarang karena ia merasa bahwa ia telah jatuh ke dalam krisis yang mendalam.
El–Zayat menekankan bahwa para pemimpin perlawanan Palestina tampak percaya diri sementara pemimpin “Israel” tampak bingung. Dia juga menekankan bahwa perlawanan Palestina melakukan serangan roket balasan, bahkan telah berhasil mengidentifikasi dan mencapai target tertentu dalam wilayah “Israel”.
Dia mengatakan bahwa meluncurkan operasi darat setelah 11 hari agresi udara di Gaza adalah sebuah kesalahan karena perlawanan Palestina menyadari bahwa itu adalah skenario yang mungkin terjadi dan mereka siap untuk itu.
Agresi pendudukan pasukan “Israel” di Jalur Gaza telah memasuki hari ke-13 dengan keganasanyang belum pernah terjadi sebelumnya. Serangan “Israel” di Gaza melalui udara, darat, dan laut telah menewaskan lebih dari 340 warga Gaza dan melukai lebih dari 2000 orang dan menghancurkan rumah-rumah sipil, lembaga pemerintah, rumah sakit, dan komunitas sosial termasuk rumah dan pusat rekreasi untuk orang cacat.
(ameera/arrahmah.com)