GAZA (Arrahmah.id) – Pakar militer dan strategis, Mayor Jenderal (Purn.) Muhammad Al-Sumadi, menyatakan bahwa apa yang dilakukan oleh tentara pendudukan ‘Israel’ di Gaza bukanlah operasi militer konvensional. Dia menegaskan bahwa tujuannya adalah untuk mengusir warga Palestina dengan “lampu hijau” dari pemerintahan Amerika Serikat.
Mayor Jenderal Al-Sumadi menjelaskan bahwa sebelum gencatan senjata di Gaza, tentara pendudukan ‘Israel’ mengalami kekurangan amunisi, penurunan mental, dan peningkatan kerugian. Oleh karena itu, mereka melakukan jeda operasional untuk berperang guna memulihkan kekuatan dan mengisi kembali persediaan amunisi, bom, dan bahan peledak.
Menurut Al-Sumadi, melalui serangan saat ini di Gaza, ‘Israel’ berusaha mencapai apa yang diinginkan oleh pemerintahan AS. Dia menegaskan bahwa “ada kesepakatan penuh antara Tel Aviv dan Washington mengenai tujuan akhir dari serangan ini, yaitu membuat Gaza tanpa penduduk dan tanpa kehadiran Gerakan Perlawanan Islam (Hamas).”
Dia mengatakan bahwa operasi militer di Gaza menargetkan rakyat Palestina untuk mengusir mereka dari tanah mereka, meskipun ‘Israel’ mengklaim hanya menargetkan infrastruktur perlawanan.
Al-Sumadi, dalam analisisnya terhadap situasi militer di Gaza, merujuk pada permintaan ‘Israel’ kepada penduduk Gaza untuk pindah dari utara ke Kota Gaza, dan dari Tal Al-Sultan di Rafah ke Khan Yunis di selatan Gaza. Dia menyatakan bahwa tujuannya adalah mengumpulkan penduduk sebagai persiapan untuk mengusir mereka.
Setelah mendapatkan “lampu hijau” dari Washington, ‘Israel’ berusaha mengumpulkan warga Gaza sebagai persiapan untuk mengusir mereka di masa depan, seperti yang dikatakan oleh Al-Sumadi.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya telah mengungkapkan rencana untuk mengusir penduduk Gaza ke Mesir dan Yordania serta mengubah Gaza menjadi resor wisata.
Pakar militer dan strategis ini menghubungkan tindakan yang dilakukan oleh tentara pendudukan di lapangan dengan persetujuan dari Dewan Menteri untuk Urusan Politik dan Keamanan (Kabinet) ‘Israel’ untuk melanjutkan tekanan militer dan mempertahankan blokade di Gaza, serta membentuk administrasi untuk migrasi sukarela.
Channel 12 ‘Israel’ sebelumnya mengumumkan bahwa Dewan Menteri telah menyetujui proposal Menteri Pertahanan Israel Katz untuk membentuk administrasi migrasi sukarela bagi penduduk Gaza.
Mengenai negosiasi antara perlawanan dan ‘Israel’ serta kemungkinan kembali ke kesepakatan, Al-Sumadi menegaskan bahwa bahkan jika Hamas membebaskan sisa tawanan yang masih hidup atau yang telah meninggal, ‘Israel’ akan menemukan alasan pada hari berikutnya untuk melanjutkan serangannya di Gaza. Ini karena pemerintah sayap kanan ‘Israel’ bertekad untuk mengusir penduduk Gaza dengan dukungan AS.
Setelah mengingkari kesepakatan pertukaran tahanan dan gencatan senjata di Gaza, tentara pendudukan ‘Israel’ terus melanjutkan serangannya di Gaza. Mereka mengumumkan dimulainya serangan di daerah Tal Al-Sultan di Rafah dan operasi darat di Beit Hanoun di utara Gaza, dengan tujuan menghancurkan infrastruktur Hamas dan memperluas zona aman. (zarahamala/arrahmah.id)