GAZA (Arrahmah.id) – Pakar militer dan strategis, Kolonel Hatem Karim Al-Falahi, menggambarkan serangan yang dilakukan pejuang Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) terhadap markas komando operasi pendudukan di Rafah, selatan Jalur Gaza, sebagai lompatan kualitatif.
Al-Falahi juga menggambarkan – dalam analisisnya mengenai situasi militer di Gaza – penargetan markas komando operasi pendudukan di sekitar wilayah Tal Zaarab di Rafah sebagai sebuah perkembangan besar, terutama karena serangan tersebut telah dilakukan oleh faksi perlawanan sejak lama.
Dia menekankan bahwa taktik pertempuran dan mobilisasi semacam ini “menunjukkan perubahan kualitatif dalam pelaksanaan operasi perlawanan.”
Mengenai gagasan penggerebekan dan tujuannya, pakar militer menjelaskan bahwa tindakan tersebut didasarkan pada penyerbuan suatu tempat, penghancuran apa yang dapat dihancurkan, kemudian penarikan, setelah mencapai tujuan penting dan vital.
Penggerebekan tersebut dibagi – menurut pakar militer – menjadi 4 bagian: yang pertama adalah satuan tugas yang akan menjalankan misi pembunuhan dan penyerangan, yang kedua adalah kekuatan untuk menutupi penarikan dan mencegah bala bantuan militer ke daerah tersebut, dan yang ketiga adalah pasukan pendukung tembakan setelah serangan terdeteksi, selain kelompok mengamankan penarikan dengan memasuki area yang berada di bawah kendali pihak yang melakukan penyerangan.
Dia menjelaskan, penggerebekan tersebut dilakukan secara mendadak, rahasia dan secepat kilat, mengingat Al-Qassam menggunakan pesawat pengintai untuk keperluan fotografi guna memperoleh informasi intelijen yang akurat.
Pada Rabu (10/7/2024), Brigade Al-Qassam menyiarkan adegan para pejuangnya menyerbu markas komando operasi pasukan pendudukan, yang berada di sekitar kawasan Tal Zaarab, tenggara lingkungan Tal Al-Sultan di Rafah.
Penggerebekan tersebut antara lain menargetkan sejumlah kendaraan dengan rudal Al-Yassin 105 di sekitar markas komando operasi, dan menembaki tentara di area yang sama. Kemudian para pejuang menuju ke tempat tersebut dan menargetkannya dengan anti-personil dan anti -peluru yang dibentengi, kemudian bentrok dengan perwira dan tentara sebelum mundur.
Mengenai operasi pasukan pendudukan di Tal al-Hawa, barat daya Gaza, Al-Falahi menggambarkan operasi tersebut gagal, terutama karena brigade yang bertempur di wilayah tersebut berasal dari Divisi “99”, yang merupakan dua brigade cadangan lapis baja dan infanteri yang menunjukkan perbedaan dalam kemampuan tempur antara mereka dan pasukan reguler.
Al-Falahi memuji kecerdasan kelompok perlawanan dalam menargetkan buldoser militer yang melibas tanah dan jalan karena takut akan kehadiran alat peledak, sementara pendudukan berusaha, melalui kemajuannya yang lambat, untuk mencari arah untuk tujuan pergerakan dan maju untuk mengetahui di mana harus menyelesaikan pertempuran. (zarahamala/arrahmah.id)
Semoga para pejuang palestina mendapat kemenangan !
Aamiin