WASHINGTON (Arrahmah.id) — Sejumlah pakar, pengamat, dan lembaga pemantau politik menilai apabila perang antara Iran – Israel terjadi hal maka akan menjadi pemantik api dari eskalasi yang lebih luar bahkan Perang Dunia III.
“Situasinya sangat meresahkan, dan hal ini mengungkapkan beberapa kenyataan pahit tentang mengapa senjata nuklir lebih merupakan beban dibandingkan aset keamanan nasional,” ungkap seorang direktur eksekutif Asosiasi Kontrol Senjata Daryl Kimball, seperti dikutip Washington Post (25/4/2024).
Dia juga menggarisbawahi cakupan serangan Israel yang menyerang salah satu kawasan penelitian nuklir yakni Isfahan.
Israel dilaporkan tidak pernah menandatangani perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT) pada 1968. Tel aviv juga tidak pernah menerima protokol dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Perjanjian tersebut berisi tentang kesepakatan komunitas internasional untuk berkomitmen dalam mencegah penyebaran senjata nuklir hingga penggunaan energi nuklir untuk tujuan damai.
Hal ini diperkuat oleh Menteri Warisan Israel Amichai Eliyahu yang melakukan ancaman penggunaan nuklir pada November lalu.
“Harapan Anda adalah besok pagi kami akan menjatuhkan bom nuklir di seluruh Gaza, meratakannya, melenyapkan semua orang di sana,” ujar Eliyahu dalam sebuah wawancara bersama Radio Kol Berama.
Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menskors Eliyahu karena mengutarakan komentar tersebut di publik.
Para pengamat juga menyebut Tel Aviv menyimpan sekitar 90 senjata nuklir. Meskipun masih jauh dengan AS atau Rusia, Israel mendapat perhatian karena diduga memiliki senjata pemusnah massal tersebut.
Ancaman perang nuklir dari beberapa negara adidaya juga diwanti-wanti oleh seorang ahli senjata nuklir, Kimball.
“Serangan militer terhadap fasilitas nuklir, baik di Ukraina oleh Rusia, atau oleh Israel terhadap Iran, atau oleh Iran terhadap Israel, dilarang berdasarkan hukum internasional dan tindakan tersebut harus dikutuk dengan tegas oleh komunitas internasional dan Amerika Serikat pada khususnya,” ujar Kimball.
Beruntungnya, serangan Israel yang mengincar kota Isfahan tersebut tak mengenai fasilitas nuklirnya.
Tetapi, Iran yang menjadi korban gempuran Israel menanggapi hal tersebut dengan ancaman.
Komandan Garda Revolusi Iran (IRGC) Ahmad Haghtalab mengatakan bahwa pihaknya telah mengetahui situs nuklir Israel.
“Fasilitas nuklir musuh Zionis telah diidentifikasi, dan kami memiliki informasi yang diperlukan mengenai semua targetnya,” ucap Haghtalab.
Haghtalab juga menyebut bahwa Iran tak segan untuk menggunakan senjata nuklir jika Tel Aviv berani meningkatkan ketegangan lebih luas.
Iran yang kini mempunyai sejumlah fasilitas nuklir memang kerap dipantau oleh komunitas internasional dan negara-negara barat.
Terlebih, Presiden Iran Ebrahim Raisi telah bersumpah untuk meluluhlantakkan Israel jika mereka menyerang Teheran lagi.
“Jika rezim Zionis sekali lagi melakukan kesalahan dan menyerang tanah suci Iran, situasinya akan berbeda,” kata Raisi, dikutip media pemerintah Iran, IRNA (23/4).
Perang Iran-Israel yang kian memperburuk situasi di Timur Tengah turut mengguncang sejumlah negara.
Ancaman perang nuklir yang semakin nyata menjadi sorotan khusus dunia. Ini karena senjata pemusnah massal itu dimiliki oleh sejumlah negara yang bisa berpotensi memulai eskalasi lebih luas.
Hingga kini, keadaan kedua negara masih dalam kondisi tegang. Keterlibatan negara adidaya dalam menyokong Iran maupun Israel juga mendapat perhatian masyarakat dunia. (hanoum/arrahmah.id)