GAZA (Arrahmah.id) – Pakar militer dan strategis, Kolonel Hatem Karim Al-Falahi, mengatakan bahwa permintaan tentara Kepala Staf IDF, Herzi Halevy untuk 15 batalion menegaskan bahwa pendudukan menderita kekurangan kekuatan tempur yang tidak memungkinkan mereka untuk melanjutkan pertempurannya di Jalur Gaza.
Al-Falahi menambahkan – dalam analisis situasi militer di Gaza – bahwa tentara pendudukan menderita kekurangan yang parah di berbagai sektor, terutama karena mereka menghadapi ancaman tidak hanya di Jalur Gaza, tetapi juga di Tepi Barat dan di front utara dengan Libanon, dimana konfrontasi meningkat secara dramatis.
Menurut Kolonel Al-Falahi, minimnya kekuatan tempur tentara ‘Israel’ mempermalukan pemerintahan Benjamin Netanyahu yang mengeluarkan undang-undang yang mengecualikan pemuda Haredi (Yahudi ultra-Ortodoks) dari dinas militer.
Terdapat 10 brigade yang bertempur di Jalur Gaza, 5 brigade di selatan, 3 brigade di poros Netzarim, dan dua brigade dipimpin oleh Divisi 98 menuju wilayah tengah Jalur Gaza.
Mengenai pengembangan lapangan di Jalur Gaza, pakar militer dan strategis ini mengindikasikan bahwa operasi militer ‘Israel’ di Rafah, di selatan Jalur Gaza, berjalan sangat lambat, dan tentara pendudukan menyatakan bahwa persentase serangannya ke kota Rafah tidak terlalu besar, tidak melebihi 50%, menjelaskan bahwa tentara pendudukan melakukan serangan dan kemudian mundur.
Falahi mengatakan bahwa tentara pendudukan sedang mencoba untuk kembali lagi ke daerah Al-Shaboura di kota Rafah, dan terdapat konfrontasi langsung dengan pejuang perlawanan di daerah tersebut.
Perlawanan Palestina melakukan pengeboman rumah di daerah Shaboura Senin lalu (10/6/2024), dan tentara pendudukan mengonfirmasi bahwa seorang perwira dan 3 tentara tewas dalam operasi tersebut, dan jenazah mereka ditemukan di tempat itu, dan 6 lainnya terluka parah.
Di sisi lain, Kolonel Al-Falahi menyatakan bahwa tentara pendudukan, untuk mengamankan Poros Netzarim melakukan operasi ke arah utara dan selatan Jalur Gaza untuk mencegah faksi perlawanan mencapai poros tersebut, oleh karena itu operasinya mengarah ke lingkungan Al-Zaytoun, Juhr Al-Dik dan daerah lainnya. (zarahamala/arrahmah.id)