TEL AVIV (Arrahmah.id) – Pakar militer dan strategis Brigadir Jenderal Hassan Juni menyatakan bahwa jatuhnya rudal di Bandara Internasional Ben Gurion di Tel Aviv merupakan “awal dari penargetan wilayah ‘Israel’ yang berada dalam garis merah.”
Media ‘Israel’ melaporkan bahwa rudal jatuh di Bandara Internasional Ben Gurion, dan Channel 12 ‘Israel’ mengonfirmasi bahwa lalu lintas udara di Bandara Ben Gurion telah berhenti setelah jatuhnya rudal tersebut. Sementara itu, polisi ‘Israel’ mengonfirmasi bahwa pecahan rudal jatuh di wilayah Tel Aviv yang lebih luas tanpa menyebabkan cedera.
⚡️JUST IN:
Earlier today a rocket launched from Lebanon by Hezbollah directly hit Ben Gurion Airport in occupied Palestine, with additional fragments striking a car in Tel Aviv. pic.twitter.com/dELWyew0Xf
— Suppressed News. (@SuppressedNws) November 6, 2024
Menurut Brigadir Jenderal Juni, Bandara Ben Gurion dianggap berada di luar cakupan penargetan oleh mereka yang berhadapan dengan ‘Israel’, dan penargetannya saat ini dengan rudal presisi mencerminkan “konflik yang memasuki tantangan yang sangat berbahaya dan eskalasi besar.”
Dia mengatakan dalam analisis situasi militer di Lebanon bahwa penargetan Bandara Ben Gurion mengonfirmasi bahwa pihak yang meluncurkan rudal tersebut memiliki rudal strategis yang cerdas, yang dicirikan oleh jangkauan dan akurasinya yang tepat dalam mengenai sasaran.
Ia mengaitkan penargetan Bandara Ben Gurion dengan tanggal yang telah berlalu 40 hari sejak pembunuhan Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah oleh pesawat ‘Israel’ dalam sebuah serangan udara di pinggiran selatan Beirut.
Brigadir Jenderal Hassan Juni juga mengaitkan penargetan bandara ‘Israel’ dengan momen kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS, dan kegembiraan para pejabat ‘Israel’ atas kemenangan ini.
Ia menilai bahwa kegagalan sistem pertahanan ‘Israel’ untuk melindungi Bandara Ben Gurion bukanlah hal baru, karena sebelumnya mereka gagal melindungi rumah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang menjadi sasaran pesawat nirawak yang diluncurkan oleh Hizbullah.
Mengenai dampak penargetan Bandara Ben Gurion, Brigadir Jenderal Juni memperkirakan bahwa tentara ‘Israel’ akan melakukan serangkaian penargetan terhadap pihak yang meluncurkan rudal, dengan mencatat dalam konteks yang sama bahwa belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas operasi tersebut.
Namun, Hizbullah kemudian mengumumkan bahwa mereka telah “mengebom pangkalan Tserfin di dekat Bandara Ben Gurion, sebelah selatan Tel Aviv, dengan rentetan rudal kualitatif,” dan pangkalan tersebut ditujukan untuk pelatihan militer, menurut apa yang diungkapkan oleh direktur kantor Al Jazeera di Lebanon, Mazen Ibrahim.
Hizbullah sebelumnya telah mengumumkan bahwa mereka akan “beralih ke fase baru dan meningkat dalam konfrontasi dengan musuh ‘Israel’,” dan partai tersebut tidak mengklarifikasi rincian fase ini, tetapi mengatakan bahwa “perkembangan dan peristiwa beberapa hari mendatang akan berbicara untuk itu.” (zarahamala/arrahmah.id)