TEL AVIV (Arrahmah.id) — Pakar militer terkenal Israel, Guy Aviad, mengatakan tidak ada tanda-tanda kelompok perlawanan Palestina Hamas melemah atau mengalami kemunduran. Sebaliknya, kelompok perlawanan Palestina itu bersatu dan “senang” dengan situasi saat ini.
Menurut Aviad, yang juga dikenal sebagai peneliti gerakan fundamentalis Islam, kelompok tersebut tidak akan mempertimbangkan atau membahas kesepakatan pertukaran sandera kecuali jika hal itu sesuai dengan keinginan mereka.
“Masih belum ada tanda-tanda kelemahan atau kemunduran dalam gerakan perlawanan Palestina di Jalur Gaza,” kata Aviad, seperti dikutip dari Anadolu Agency (7/1/2024).
Meskipun pasukan Israel membunuh hampir 23.000 warga Palestina di Gaza sejak serangan Hamas 7 Oktober, Aviad mengatakan kepada Channel 12 bahwa Hamas “senang dan bersatu” dengan situasi saat ini di Gaza.
Aviad mengeklaim bahwa “tampaknya pihak lain yakin”, dengan mempertimbangkan desakan kepemimpinan Hamas untuk menghubungkan negosiasi dengan gencatan senjata total di daerah kantong tersebut ketika tentara Israel terakhir kali mengakhiri jeda kemanusiaan selama seminggu pada tanggal 1 Desember dengan mengebom Khan Younis di Gaza.
Menanggapi pertanyaan tentang keberadaan pemimpin Hamas Yahya Sinwar, Aviad mengeklaim bahwa dia bisa berada di mana saja di Gaza.
Dia mengulangi klaim pejabat Israel dengan mengatakan; “Ada ratusan kilometer terowongan bawah tanah di Gaza.”
Meski melancarkan operasi darat awal bulan lalu, pasukan Israel belum menunjukkan bukti nyata terowongan yang digunakan pasukan Hamas.
Pada 27 Oktober, juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengeklaim bahwa lima bangunan rumah sakit terlibat langsung dalam kegiatan Hamas dan bangunan tersebut berada di atas terowongan bawah tanah.
Namun, tidak satu pun dari lima gedung rumah sakit yang diidentifikasi Hagari tampaknya terhubung ke jaringan terowongan, menurut laporan investigasi The Washington Post yang diterbitkan pada 21 Desember.
Selain itu, tidak ada bukti bahwa terowongan tersebut dapat diakses dari bangsal rumah sakit, imbuh surat kabar Amerika Serikat tersebut.
Sejak serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober, Israel terus melanjutkan serangan tanpa henti di Jalur Gaza, menewaskan 22.722 warga Palestina dan
melukai 58.166 orang, menurut otoritas kesehatan setempat. Pihak berwenang Israel mengeklaim bahwa serangan Hamas telah menewaskan sekitar 1.200 warga Israel.
Serangan gencar Israel telah menyebabkan kehancuran di Gaza, dengan 60% infrastruktur di daerah kantong tersebut rusak atau hancur dan hampir 2 juta penduduk mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan. (hanoum/arrahmah.id)