JAKARTA (Arrahmah.com) – Kenaikan aktivitas tak kurang dari 20 gunung berapi di Indonesia mendapatkan perhatian dari para ahli.
Gunung Merapi di Jawa Tengah telah meletus beberapai kali sejak 26 Oktober sementara Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda menunjukkan peningkatan aktivitas.
Kantor berita Antara melaporkan data di pos pemantau sampai 28 Oktober menunjukkan, Gunung Anak Krakatau mengeluarkan letusan sebanyak 117 kali.
Letusan ini tidak menimbulkan korban, namun di Jawa Tengah dan Yogyakarta, letusan Merapi menewaskan 38 orang.
Pakar geofisika dari Islandia, Pall Einarsson, kepada kantor berita Associated Press mengatakan kenaikan aktivitas sepertinya menunjukkan bahwa kegiatan di satu gunung berapi mempengaruhi gunung-gunung di sekitarnya.
“Gejala ini adalah sesuatu yang baru bagi para ahli gunung berapi,” kata Einarsson, yang sehari-hari mengajar di Universitas Islandia.
Restrukturisasi patahan
Dalam dua bulan terakhir Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dalam dua bulan terakhir menaikkan status 20 gunung berapi.
Brent McInnes, ahli geologi dari Universitas Curtin di Australia mengatakan ia belum melihat data kasar aktivitas gunung-gunung ini, namun ia mengatakan kenaikan tiba-tiba 20 gunung memiliki makna penting.
“Jika memang benar ada lebih dari 20 gunung yang menunjukkan peningkatan aktivitas, maka itu adalah sesuatu yang harus diperhatikan,” kata McInnes.
Menurut McInnes peningkatan aktivitas bisa dibaca sebagai indikasi sedang berlangsungnya restrukturisasi patahan di kawasan.
Namun para pakar gempa memperingatkan bila pola erupsi bisa dipelajari, letusan gunung dan gempa bumi tidak bisa diramalkan dengan akurat.
“Bagi saya ini adalah fluktuasi kegiatan gunung berapi yang acak dan normal,” kata John Ebel, guru besar geofisika di Universitas Boston.
Sebelum Merapi Meletus, sekitar 24 jam sebelumnya terjadi gempa hebat berkekuatan 7,7 pada skala Richter di Kepulauan Mentawai yang memicu tsunami.
Pusat gempa berada di garis patahan yang sama dengan gempa yang menyebabkan tsunami dahsyat yang memporak-porandakan Aceh dan menewaskan 230.000 orang di beberapa negara. (BBC Indonesia/Arrahmah.com)