JAKARTA (Arrahmah.com) – Menurut Alfian Tanjung, apa yang terjadi di Banyuwangi adalah reaksi penolakan masyarakat yang mempersoalkan manipulasi izin kegiatan tersebut.
“Tidak ada pembubaran paksa di sana, apalagi oleh FPI. Yang ada masyarakat bereaksi mempersoalkan izin kegiatan tersebut yang awalnya pengobatan gratis, menjadi ’temu kangen eks-PKI’,” ujarnya kepada hidayatullah.com.
Menurutnya, masyarakat mengadakan resistensi secara fisik dan historis terhadap segala kegiatan yang berbau komunis, karena masyarakat Banyuwangi sudah cukup hafal dengan perilaku komunis yang senang berkhianat dan menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuannya.
Ketua Taruna Muslim ini menyebutkan, apa yang dilakukan Ribka Cs di Banyuwangi adalah aksi test case (uji coba) yang dilakukan kaum ”komunis” untuk mencitrakan bahwa yang dilakukan mereka bukan sebuah kesalahan di era reformasi ini.
“Ini test case yang dilakukan mereka agar masyarakat menganggap, upaya menunjuk-nunjukkan ke-PKI-annya bukan sebuah kesalahan, ” tegas Alfian.
Era reformasi yang menjamin keterbukaan dan kebebasan masyarakat dalam berbicara dan berekspresi, tandas Alfian, sering dijadikan sarana oleh kaum komunis untuk membangkitkan ideologi mereka dengan dalih kebebasan berfikir atau melalui jargon-jargon membela rakyat miskin. (hid/arrahmah.com)