ACEH (Arrahmah.com) – Pakar Ekonomi Islam dari Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Arie Mooduto menyatakan, sistem perekonomian kapitalisme yang dianut mayoritas negara di dunia salah satu penyebab banyaknya kemiskinan.
“Banyaknya orang miskin di dunia sekarang salah satu penyebabnya adalah kapitalis dan sistem konvensional,” katanya dalam seminar internasional ekonomi dan keuangan Islam di Banda Aceh, Minggu (10/10/10).
Dikatakan, saat ini sedikitnya 824 juta jiwa warga bumi masih miskin dan memprihatinkan, salah satunya karena korban dari kapitalisme yang hanya berpihak kepada pemodal.
Menurutnya, sistem ekonomi kapitalisme yang banyak dianut negara-negara di dunia, khususnya negara barat mengenyampingkan rasa keadilan bagi umat manusia sehingga menimbulkan kemiskinan yang merajalela.
“Negara kita Indonesia juga sudah menganut kapitalis, sehingga kontras terlihat di tengah-tengah bangunan yang mewah-mewah juga ada perumahan kumuh milik orang-orang miskin,” ujar Direktur Bidang Syariah LPPI itu.
Banyak perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia seperti Freeport yang mengekploitasi hasil bumi di Papua dan Exxon Mobil di Aceh, tidak memperhatikan kesejahteraan rakyat di sekitarnya.
“Sudah berapa lama Freeport beroperasi di Timika, Papua tetapi apa yang diperoleh rakyat di sana. Masyarakat Timika, maaf, masih tetap menggunakan koteka. Masyarakat di sana masih hidup miskin,” kata Arie Mooduto.
Kata dia, sejumlah pakar ekonomi dunia sekarang sudah mengakui kalau ekonomi kapitalis ternyata tidak memiliki arah yang jelas.
Menurutnya, banyak perusahaan-perusahaan besar di dunia, pelaku ekonomi kapitalis yang akhirnya kolaps setelah memiliki banyak aset, karena tujuannya hanya memperkaya pemodal semata tanpa mempedulikan kemaslahatan umat.
Arie Mooduto mengatakan, sistem ekonomi yang memiliki keunggulan lebih dan komplet di dunia hanya sistem perekonomian Islam atau berbasis syariah.
Sistem ekonomi syariah jika diterapkan dengan jelas diyakini mampu menjawab permasalahan besar di dunia sekarang, seperti kemiskinan.
Menurutnya sistem perekonomian Islam yang salah satunya mengatur tentang pengembangan perbankan (Perbankan Syariah), memiliki arah jelas dan tidak ditemukan dalam sistem ekonomi lainnya, yakni menitikberatkan pada kemaslahatan umat manusia, mengedepankan moral, etika dalam pelaksanaannya dan mewujudkan keseimbangan distribusi pendapatan.
“Perekonomian Islam mengandung jihad suci yaitu melenyapkan kemiskinan dari muka bumi dan punya misi universal,” ujar Arie Mooduto.
“Moral, aqidah dan kemaslahatan bagi manusia adalah hal yang utama yang harus diperhatikan dalam ekonomi syariah,” katanya.
Dikatakan konsep perekonomian Islam sudah jelas diatur berdasarkan al-Quran dan Hadist, hanya tinggal mempraktikkan saja. (ant/hdytlh/arrahmah.com)