JAKARTA (Arrahmah.com) – Pakar Hukum Yusril Ihza Mahendra menilai kasus penanaman cabai mengandung bakteri berbahaya oleh warga negara Cina di Bogor sudah masuk wilayah subversif.
“Ini sudah subversif,” ujar Yusril lewat kicauannya di Twitter,Jumat (9/12/2016). Lewat kicauannya ia menjelaskan persoalan ini. Menurutnya, sudah saatnya polisi turun tangan menyelidiki masalah itu.
“Ini bukan lagi kewenangan imigrasi dan karantina tumbuhan,”katanya.
Warga negara Cina, kata dia, diam-diam menanam cabai dan bibit tanaman lain di suatu tempat dan setelah diteliti mengandung bakteri membahayakan. “Membahayakan tanaman sejenis, jelas bukan kegiatan petani biasa. Polisi patut menduga ini adalah kegiatan sengaja yang terencana dengan rapi,” kata ia.
Dalam bahasa politik, kegiatan itu dapat digolongkan sebagai sebuah infiltrasi atau subversi untuk meruntuhkan ekonomi suatu negara. “Bayangkan kalau cabai, bawang dan aneka sayuran kita musnah karena bakteri yg blm ada penangkalnya, negara pasti impor bahan-bahan tersebut,” ujarnya.
“Darimana impornya? Tentu dari negara yg melakukan infiltrasi dan subversi untuk melemahkan ekonomi negara kita.”
Menurutnya, petani dalam negeri jadi miskin dan tak berdaya, sementara makin banyak saja bahan-bahan kebutuhan yang harus diimpor. Ia pun meminta polisi menyelidiki masalah ini. BIN juga harus mencari tahu apa maksud di balik WN Cina yang menanam cabe berbahaya itu.
Hal-hal seperti ini, menurutnya, jangan dianggap sepele oleh negara. Kegiatan infiltrasi dan subversi dari negara lain harus diwaspadai dan ditangkal
“Keselamatan negara harus diutamakan. Jaga kekuatan dan ketahanan nasional kita dari setiap bentuk infiltrasi!” ujarnya.
(azm/arrahmah.com)