JAKARTA (Arrahmah.com) – Pagi ini, Senin (16/1/2017) Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Syihab akan memimpin langsung umat Islam mendatangi Mabes Polri untuk menuntut pencopotan Kapolda Jawa Barat (Jabar), dan dia mengajak umat Islam untuk berbondong bondong mendatangi Mabes Polri, .
“Saya undang Anda semua datang ke Masjid Agung Al Azhar. Kita shalat dhuha bersama jam tujuh. Jam delapan kita longmarch ke Mabes Polri,” serunya, dikutip Suaraislam.com.
Rencana kedatangan Habib Rizieq ke Mabes Polri untuk melaporkan Kapolda Jabar ke Div Propam Mabes Polri.
“Kita minta Kapolri mencopot jabatan Kapolda Jabar. Kapolri punya wewenang itu,” ungkapnya. “Hari Senin besok, kita Aksi 161. Saya akan ikut hadir bersama Anda,” tambahnya.
Habib yang kini telah dibaiat sebagai Imam Besar Umat Islam Indonesia untuk kesatuan komando perjuangan mengultimatum, jika para preman penyerang umat Islam tidak segera ditangkap dan ditahan, maka jangan salahkan umat Islam bila mereka akan mencari sendiri para pelakunya.
“Luka dibayar luka, patah dibayar patah, darah dibayar darah, nyawa dibayar nyawa. Kapolda bilang siapa yang bikin ribut akan ditangkap. Lu yang bikin ribut, jenderal pengecut, jenderal jenderal banci,” seru Habib.
Dia, kutip SuaraIslam, bercerita mengenai dirinya yang dilaporkan Sukmawati Soekarnoputri terkait sila pantat. Akibat pelaporan inilah Habib Rizieq akhirnya diperiksa oleh Polda Jawa Barat, Kamis pagi (12/1) lalu.
Di hadapan jamaah Masjid Jami’ Baitul Muttaqin, Kalisari, Jakarta Timur, Habib menjelaskan, Pancasila sejatinya bukan hanya perjuangan Bung Karno tetapi juga para ulama. Sosok pengusul pertama memang Sukarno, tetapi Sukarno menempatkan Sila Ketuhanan pada sila kelima.
“Para ulama tidak terima. Ketika sidang BPUPKI mereka protes. Sukarno terima, sila Ketuhanan jadi sila pertama. Sebab kalau sila Ketuhanan jadi sila kelima itu namanya sila buntut,” ungkap Habib Rizieq yang tesis masternya di Universitas Malaya Malaysia mengenai Pancasila.
“Itu namanya sila ketuhanan dipantati, ulama tidak terima. Kalau jadi sila pertama, bagus ulama terima. Eeh..dilaporin saya,” lanjut Habib.
Terkait dengan pemeriksaan atas kasus tersebut, Habib Rizieq lalu menceritakan penyerangan yang dilakukan oleh preman berbendara LSM GMBI (Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia) yang dibina oleh Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Anton Charliyan, pada Kamis sore lalu.
“Mereka menyerang kami dari belakang. Ada laskar yang dihantam pakai balok sampai hari ini koma di ICU. Mobil laskar dihancurkan kaca belakangnya. Mereka bahkan mengejar menuju restoran tempat saya makan. Rupanya ada yang bocorin tempat saya makan,” ungkap Habib.
Sebelumnya Habib Rizieq sudah mengaku curiga dengan kehadiran sejumlah anggota LSM berpakaian hitam yang posisi mereka berada di belakang polisi.
“Mereka bawa balok, bambu, parang. Mereka ini akrab dengan polisi. Ada apa?. Selidik-selidik mereka adalah LSM GMBI. Masyarakat bawah itu istilah lain dari proletar yang digunakan PKI,” jelasnya.
Anehnya, kata Habib Rizieq, FPI yang menjadi korban malah diberitakan FPI sebagai pelaku. Beruntung saat ini zaman media sosial, sehingga bukti foto dan video segera menyebar. Bahkan Kapolda Jabar pun menengok para preman itu dan tidak mau menjenguk korban dari laskar FPI. “Polisi mestinya melindungi umat, jangan jadi provokator,” tambah Habib.
(azm/arrahmah.com)