GAZA (Arrahmah.id) – Otoritas Palestina dilaporkan memberi tahu AS bahwa mereka siap “bentrok” dengan Hamas jika diperlukan untuk mengambil alih kekuasaan di Jalur Gaza, selama presentasi kepada utusan Presiden Donald Trump untuk Timur Tengah.
Middle East Eye (MEE) mengungkapkan pada Jumat (31/1/2025), mengutip sumber Palestina, bahwa rencana tersebut disampaikan pada Selasa (28/1) kepada Steve Witkoff selama pertemuan di Riyadh oleh Hussein al-Sheikh, seorang pejabat senior Palestina yang diusulkan sebagai penerus Presiden Palestina Mohammad Abbas yang berusia 80-an tahun.
Rencana Otoritas Palestina (PA) tersebut membayangkan Jalur Gaza akan dipimpin oleh sebuah komite yang mayoritas anggotanya berasal dari luar wilayah tersebut.
Pertemuan antara utusan Timur Tengah Trump dan Sheikh diatur oleh Arab Saudi atas permintaan Otoritas Palestina, setelah Witkoff menolak tawaran mereka untuk bertemu di Ramallah di Tepi Barat yang diduduki, menurut sumber tersebut.
Witkoff kemudian melakukan perjalanan ke ‘Israel’ untuk bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan pada Rabu (29/1) menjadi pejabat AS pertama yang mengunjungi Gaza dalam 15 tahun terakhir.
Ziad Abu Amr, salah satu penasihat lama Presiden Palestina Mahmoud Abbas, akan menjadi penguasa de facto Jalur Gaza, mengepalai komite tersebut, menurut laporan MEE.
Dia akan diangkat sebagai wakil Perdana Menteri Palestina Muhammad Mustafa, tetapi dengan kekuasaan yang diperluas secara signifikan.
Abu Amr lahir di Jalur Gaza pada 1950. Dia mungkin bisa diterima oleh pemerintahan Trump karena dia juga merupakan warga negara AS. Dia memperoleh gelar PhD dari Universitas Georgetown dan menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Palestina dari 2013 hingga 2024.
Abu Amr telah aktif mencoba menegaskan kembali otoritas PA di Gaza. Sebelumnya, dia melobi untuk tidak mendanai rekonstruksi wilayah yang terkepung tersebut setelah perang 2014.
“Ketika orang berbicara tentang rekonstruksi, mereka berbicara tentang kembalinya [Otoritas Palestina] ke Gaza dan Gaza dijalankan oleh pemerintah rekonsiliasi… Saya tidak berpikir rekonstruksi akan terjadi sebaliknya,” katanya kepada Wall Street Journal pada saat itu.
Klaim PA kepada pemerintahan Trump bahwa mereka siap bentrok dengan Hamas dibantah oleh seorang pejabat pertahanan senior AS, yang mengatakan kepada MEE bahwa hal itu terdengar “delusional”, dan menambahkan bahwa mereka akan membutuhkan dukungan militer dan mungkin pasukan dari negara-negara Arab lain atau kontraktor swasta.
Tujuan perang ‘Israel’ adalah untuk menghancurkan Hamas, yang memberikan tekanan besar pada PA, yang sudah dianggap korup dan kolaborator ‘Israel’ oleh sebagian besar warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki. (zarahamala/arrahmah.id)