YERUSALEM (Arrahmah.com) – Otoritas Palestina (PA) menyatakan pada hari Kamis (13/10/2011) bahwa pihaknya kecewa karena Hamas mengizinkan Israel mengasingkan sejumlah tahanan yang akan dibebaskan dalam pertukaran untuk tentara Israel yang tertangkap, Gilad Shalit.
Dalam sebuah wawancara dengan statsiun televisi France 24, Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad Al Malki, menyatakan bahwa Hamas dan Israel mungkin telah bekerjasama untuk mempermalukan PA.
Di tengah melonjaknya dukungan untuk memenangkan pengakuan PBB terhadap negara Palestina, Malki mengatakan ia menduga kesepakatan antara Hamas dan Israel ini memang dimaksudkan untuk mencuri perhatian Presiden Mahmoud Abbas.
“Kami senang melihat 1.027 tahanan yang dirilis,” kata Malki. “Tetapi kami sangat kecewa karena sebagian dari mereka akan dialihkan ke Gaza dan tidak akan tinggal bersama keluarga mereka di Tepi Barat, dan pihak lain juga akan dideportasi ke luar,” tambahnya.
Menurut pejabat Israel, kesepakatan antara Israel dan Hamas menyebabkan Shalit dibebaskan dalam pertukaran bagi pembebasan 1.027 tahanan progresif, sekitar 40 dari mereka akan diasingkan ke luar negeri dan 163 lainnya dikirim ke Gaza.
“Kami sangat kecewa terhadap bagian dari kesepakatan karena kami tidak ingin melihat warga Palestina yang dideportasi dari wilayah sendiri dengan keputusan yang diambil oleh rakyatnya sendiri,” kata Malki.
“Dalam hal ini Hamas telah mengambil keputusan untuk menyetujui deportasi begitu banyak orang ke luar rumah mereka di Tepi Barat dan ke luar rumah mereka di Palestina secara keseluruhan,” tambahnya. (althaf/arrahmah.com)