MESIR (Arrahmah.com) – Pekerja Pertahanan Sipil Palestina menemukan jasad empat warga Palestina antara Sabtu malam dan Ahad pagi, setelah mereka hilang ketika sebuah terowongan dibanjiri air laut oleh otoritas Mesir pekan lalu, lansir Ma’an News Agency (MNA) pada Ahad (4/12/2016).
Pertahanan Sipil Palestina di Gaza mengatakan terowongan runtuh setelah pihak berwenang Mesir sengaja membanjiri dengan air laut, meluncurkan operasi pencarian langsung untuk empat orang yang dilaporkan hilang.
Sebuah pernyataan dari pertahanan sipil mengidentifikasi warga Palestina tersebut sebagai Ali Badawi (43), Muhammad Badawi (21), Imad Badawi (24), dan Sami Al-Tawil (30), semuanya warga Jalur Gaza. Namun, beberapa laporan dari media “Israel” mengatakan hanya tiga jasad yang ditemukan, sementara keempat masih hilang.
Puluhan warga Palestina telah gugur di dalam terowongan yang menghubungkan Jalur Gaza yang terkepung sejak awal tahun. Pada bulan Oktober, seorang pria Palestina meninggal terkena setruman listrik di dalam sebuah terowongan penyelundupan antara Mesir dan sleatan Jalur Gaza yang terkepung.
Warga Palestina di Gaza telah mengandalkan terowongan penyelundupan bawah tanah di perbatasan Mesir sejak 2007, ketika “Israel” memberlakukan blokade militer yang melumpuhkan di daerah kantong pantai setelah Hamas berkuasa di sana.
Sampai pada Juli 2013 kudeta militer menggulingkan Presiden Mesir Muhammad Mursi, terowongan yang menghubungkan Jalur Gaza ke Mesir memberikan peran penting bagi kehidupan warga di wilayah Palestina yang kecil.
Namun sejak diktator Mesir Abd Al-Fattah As-Sisi berkuasa, Mesir telah secara ketat memblokade dan membanjiri ratusan terowongan sebagai bagian dari “kampanye keamanan” di Semenanjung Sinai utara melawan militan anti-rezim yang melancarkan serangan terhadap polisi Mesir dan personil militer.
Mesir menuduh Hamas mendukung para pemberontak, tuduhan yang Hamas bantah dengan tegas.
Human Rights Watch mengecam militer Mesir yang melakukan kampanye menargetkan terowongan pada tahun 2015, di mana kelompok itu mengatakan sekitar 3.200 keluarga telah diusir dari rumah mereka di dekat perbatasan dan ratusan hektar lahan pertanian hancur.
Kelompok itu mengatakan Mesir telah gagal untuk memberikan bukti yang cukup bahwa gerilyawan menerima dukungan dari Jalur Gaza.
PBB melaporkan pada bulan Februari bahwa hanya beberapa terowongan yang tetap beroperasi menghubungkan antara Mesir dan Jalur Gaza.
(banan/arrahmah.com)