TRIPOLI (Arrahmah.id) – Pihak berwenang Libya mengatakan mereka telah menemukan 18 mayat yang terkubur di kuburan massal di kota pesisir Sirte, bekas kubu kelompok bersenjata ISIL (ISIS) di Libya tengah.
Mayat-mayat itu tidak dikuburkan di daerah Sabaa di Sirte dan dibawa ke rumah sakit setempat, kata Otoritas Orang Hilang dalam sebuah pernyataan pada Ahad (1/1/2023).
Ia menambahkan bahwa para pekerja mengumpulkan sampel tulang yang ditemukan untuk mengidentifikasi mayat, tanpa memberikan rincian lebih lanjut tentang penyebab kematian yang ditemukan.
ISIL (Islamic State of Iraq and Levant) telah menguasai kota strategis Sirte pada 2015, mengambil keuntungan dari konflik antara berbagai faksi mantan pemberontak yang muncul sebagai perantara kekuasaan setelah pemberontakan yang didukung NATO dan pembunuhan mantan pemimpin Libya Muammar Khadafi pada 2011.
Pada 2016, pasukan yang didukung Amerika Serikat yang bersekutu dengan pemerintah serta didukung PBB di ibu kota Tripoli mengusir ISIL dari kota empat kelahiran Khadafi. Ratusan orang yang diduga mantan pejuang masih ditahan di penjara, dengan banyak yang menunggu persidangan.
Libya telah terpecah antara otoritas saingan sejak penggulingan dan pembunuhan Khadafi.
Sirte sekarang dikendalikan oleh pasukan yang setia kepada komandan militer pemberontak Khalifa Haftar yang berbasis di timur negara itu.
Kuburan massal telah ditemukan di seluruh Libya selama bertahun-tahun di tengah ketidakstabilan negara tersebut. Pada Oktober, para pejabat mengatakan mereka menemukan 42 mayat di kuburan massal di lokasi sekolah di Sirte.
Pada Desember 2018, lebih dari 30 mayat pria ditemukan di dekat Sirte, yang diyakini sebagai mayat sekelompok orang Kristen Ethiopia yang dieksekusi oleh pejuang ISIL dalam sebuah video yang diterbitkan kelompok itu bertahun-tahun sebelumnya.
Di kota barat Tarhuna, ratusan mayat telah ditemukan di beberapa kuburan setelah pejuang milisi yang setia kepada Haftar mundur dari daerah tersebut pada Juni 2020. (zarahamala/arrahmah.id)