IRAN (Arrahmah.com) – Pihak berwenang intelijen Iran telah menetapkan tiga mahasiswi Sunni dari universitas medis, yang sedang menjalani tahap jurusan spesialis di Sanandaj dan Hamadan, dalam daftar larangan, SunniOnline melaporkan.
SunniOnline pada hari Selasa (22/10/2012) mengutip kantor berita HRA bahwa tiga mahasiswi Sunni Kurdi telah dilarang melanjutkan studi mereka karena dedikasi mereka kepada seorang tokoh Sunni, Kaak Ahmad Muftizadeh.
Lebih jauh lagi, universitas medis Hamadan dan Sanandaj, di barat Iran, menolak untuk memberikan sertifikat Kompetensi Dokter Umum kepada ketiga mahasiswi kedokteran tersebut.
Dalam respon terhadap komplain ketiga mahasiswa itu, manajemen universitas tersebut memberitahu mereka bahwa para pejabat keamanan nasional dan Departemen Intelijen sangat melarang mereka untuk melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tinggi.
Dr. Sarweh Haydari, dari Universitas Medis Kurdistan fakultasn Obstetri dan Ginekologi, mendedikasikan tesis spesialisnya kepada Kaak Ahmad Muftizadeh, karena itu universitas melarangnya untuk mengikuti ujian kelulusan.
Dr. Leila Borna, mahasiswi fakultas Obstetri dan Ginekologi di Universitas Medis kota Hamadan, tidak dapat mengantongi sertifikat Kompetensi sebagai dokter umum, dan tidak bisa mengambil jurusan spesialis apapun. Menurut manajemen kampusnya, tesis untuk praktek umumnya telah ditolak oleh para pejabat keamanan.
Dr. Somayeh Hushyari, mahasiswi spesialis dokter anak di Universitas Medis Kurdistan, telah lulus ujian untuk masuk jurusan spesialis dan telah menghadiri kelas-kelasnya, namun manajemen kampus melarangnya dengan dalih bahwa para pejabat keamanan menolak tesisnya.
Akhir-akhir ini, menyusul tekanan dari pihak intelijen Kurdistan Iran, departemen pendidikan telah memberhentikan lebih dari 17 guru sekolah dan dosen universitas Sunni di berbagai kota di provinsi tersebut. (siraaj/arrahmah.com)