XINJIANG (Arrahmah.com) – Otoritas kafir Cina telah meningkatkan keamanan di beberapa bagian Xinjiang, setelah kekerasan terburuk di kawasan itu selama berbulan-bulan.
Beberapa orang di Yarkant dan Kashgar mengatakan kepada BBC bahwa jalan-jalan dipenuhi dengan pos pemeriksaan dan patroli polisi.
Mereka juga mengatakan internet dan sosial media dimatikan. Secara terpisah, seorang akademisi Uighur terkenal telah secara resmi didakwa dengan tuduhan separatisme pada Rabu (30/7/2014).
Puluhan orang tewas dan terluka dalam kekerasan yang terjadi pada Senin (28/7), menurut klaim media pemerintah. Banyak dari mereka yang tewas ditembak polisi.
Kantor berita Xinhua mengklaim bahwa sekelompok orang yang membawa senjata tajam menyerang kantor polisi dan kantor-kantor pemerintah di Yarkant. Sulit untuk mengonfirmasi mengenai apa yang sebenarnya terjadi, karena informasi dikontrol ketat oleh pemerintah kafir Cina. Artikel Xinhua keluar hanya beberapa jam setelah media-media internasional melaporkan kekerasan tersebut.
BBC mengatakan bahwa pihaknya berupaya membuat panggilan ke berbagai kantor pemerintah Xinjiang, namun para pejabat menolak untuk menjawab pertanyaan.
Aktivis setempat mengatakan bahwa kekerasan meletus saat Muslim Uighur melakukan aksi protes damai untuk memprotes tindakan keras terhadap Muslim sepanjang bulan suci Ramadhan.
Kelompok yang berada di luar Cina dan mewakili etnis minoritas Muslim Uighur mengatakan, kebijakan Cina terhadap Muslim Uighur yang represif, menyebabkan kebencian yang signifikan. Mereka khawatir kekerasan terbaru akan mengakibatkan kebijakan yang lebih keras lagi terhadap Muslim Uighur.
Yarkant terletak di barat Xinjiang, dekat perbatasan Tajikistan. Wilayah ini dianggap sebagai jantung dari minoritas Uighur. Ketegangan antara Muslim Uighur dengan etnis Cina Han telah terjadi selama bertahun-tahun. Namun dalam beberapa bulan terakhir, telah terjadi peningkatan kekerasan Xinjiang.
Pada bulan Mei setidaknya 31 orang tewas ketika dua mobil menabrak pasar Urumqi dan bahan peledak dilemparkan. Pada bulan Maret, terjadi insiden penusukan di stasiun kereta Kunming yang menewaskan 29 orang.
Puluhan orang telah ditangkap dan beberapa orang dijatuhi hukuman penjara atau hukuman mati sebagai bagian dari tindakan keras pemerintah kafir Cina terhadap Muslim Uighur. (haninmazaya/arrahmah.com)