(Arrahmah.com) – Otoritas Cina di wilayah Xinjiang telah membekukan rekening-rekening bank milik seorang cendekiawan Muslim Uighur Ilham Tohti, hal ini mengancam kondisi ekonomi keluarganya.
Ilham Tohti, seorang profesor di sebuah universitas terkemuka di Beijing, Central University for Nationalities, telah ditahan pada bulan Januari atas tuduhan apa yang otoritas Cina sebut “separatisme” di ibukota Cina, dan kemudian dibawa ke ibukota Xinjiang, Urumqi.
Guzelnur, isteri Tohti, baru-baru ini tidak dapat mengambil uang dari rekening bank mereka.
“Saya pergi ke ATM untuk menarik uang pekan lalu dan Saya tidak mendapatkan apapun,” kata Guzelnur kepada RFA cabang Uighur.
Heran dengan apa yang terjadi, Guzelnur segera pergi ke bank untuk menanyakan masalah pada rekeningnya. Dia mengatakan dia bahwa diberitahu oleh pihak bank bahwa rekening suaminya telah dibekukan atas perintah otoritas Xinjiang.
Menurut pengacara Tohti hal itu ilegal dan isteri dan kedua Tohti sangat bergantung pada penghasilan Tohti.
“Saya berbicara kepada pengacara Ilham dan dia memberitahu saya bahwa ini ilegal karena Ilham masih terus menerima gajinya dari universitas dan keluarga sangat bergantung pada pendapatannya.”
Sejak ditahannya Tohti, belum jelas apakah pemerintah Cina di Xinjiang akan menuntut Tohti atas tuduhan terlibat “separatisme” yang mengancam keamanan negara, yang kemungkinan bisa dijatuhi hukuman mati, atau akan menuntutnya atas tuduhan “menghasut separatisme”.
Kelompok HAM yang berbasis di New York mengatakan bahwa tidak ada bukti yang tersedia bahwa Tohti telah melakukan pembicaraan atau melakukan sesuatu yang bisa memicu kekerasan yang melanggar hukum. (siraaj/arrahmah.com)