XINJIANG (Arrahmah.com) – Otoritas Cina di Xinjiang telah meluncurkan kampanye menentang “penyebaran produk halal”, dan mengklaim bahwa pertumbuhan produk halal mendorong ekstremisme agama di wilayah tersebut.
Para pemimpin Partai Komunis Urumqi, ibu kota Xinjiang, yang merupakan rumah bagi sekitar 12 juta Muslim, pada Senin (8/10/2018), menyerukan kepada pejabat pemerintah untuk memperkuat “perjuangan ideologis” dan melawan “halalifikasi”.
Istilah “halalifikasi” ini mengacu pada peningkatan pelabelan halal pada barang-barang barang-barang non-makanan.
Sebagaimana dilansir The Guardian, pejabat dan media pemerintah mengatakan bahwa semakin banyak produk berlabel halal maka hal itu memungkinan nilai-nilai Islam untuk menembus kehidupan sekuler di Cina.
“Kecenderungan pan-halal bisa mengaburkan batas antara agama dan kehidupan sekuler. Sehingga hal itu bisa dengan mudah jatuh ke dalam lumpur ekstremisme agama,” ungkap media yang dikelola pemerintah Cina, Global Times, dalam sebuah artikel tentang kampanye anti-Halal yang berlangsung di Xinjiang.
Para pengeritik mengatakan bahwa Cina berusaha untuk mengasimilasi minoritas ke dalam etnis Han Cina yang dominan dengan membasmi tradisi Muslim.
Pihak berwenang setempat telah membatasi jenggot panjang, penutup kepala, atau pakaian Islami lainnya dengan dalih bisa “membangkitkan fanatisme agama”.
Semua perjalanan ibadah Haji harus dilakukan melalui perjalanan yang diatur oleh negara.
Para aktivis Uighur juga mengatakan bahwa beberapa masjid sedang dirobohkan.
Inisiatif untuk menentang pelabelan halal di Xinjiang untuk produk daging, produk susu dan minyak telah mendapatkan momentum baru-baru ini.
Pejabat di provinsi Gansu, rumah bagi populasi besar Muslim Hui, telah menutup lebih dari 700 toko yang menjual produk halal pada bulan Maret.
Para pejabat partai komunis pada pertemuan yang digelar Senin (8/10), juga menghimbau semua pejabat pemerintah dan anggota partai di Urumqi untuk berbicara dengan menggunakan bahasa Cina Mandarin di tempat kerja dan di tempat umum.
Mereka juga diminta untuk menegaskan kembali komitmen mereka terhadap ideologi partai Komunis China.
Liu Ming, sekretaris kelompok anggota partai, memimpin para hadirin dalam pembacaan sumpah.
Sebuah foto menunjukkan Liu sedang berbicara di mikrofon, dengan mengepalkan tangan, berikrar: “Keyakinan saya adalah Marxisme-Leninisme. Saya tidak percaya pada keyakinan agama apa pun. Saya harus berjuang keras melawan halalifikasi sampai akhir”.
Pertemuan itu juga meminta para pejabat pemerintah untuk menerbitkan esai mereka sendiri yang menyatakan sikap mereka terhadap kecenderungan produk halal.
(ameera/arrahmah.com)