BULGARIA (Arrahmah.id) – Pihak berwenang Bulgaria memperlakukan para pencari suaka dan imigran dari Afghanistan dan negara lainnya “secara brutal”. Mereka menggunakan anjing polisi dan kekerasan lainnya untuk mengusir para pencari suaka dan imigran, ungkap sebuah kelompok hak asasi internasional pada Kamis (26/5).
“Otoritas Bulgaria secara brutal dan serampangan mendorong kembali para migran dan pencari suaka melintasi perbatasan darat dengan Turki,” kata Michelle Randhawa, petugas hak pengungsi dan migran di Human Rights Watch (HRW), dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Anadolu Agency.
Menurut pernyataan itu, kelompok hak asasi manusia mewawancarai 15 pria Afghanistan antara November 2021 dan April 2022, menambahkan bahwa 14 dari 15 pria mengatakan bahwa polisi Bulgaria, atau pria yang mereka yakini sebagai polisi Bulgaria, memukuli mereka ketika mereka ditahan di wilayah Bulgaria, dan/atau dalam rangka mengembalikan mereka secara paksa ke Turki.
“Sepuluh pria mengatakan pihak berwenang Bulgaria mencuri barang-barang mereka dan melucuti pakaian mereka, dalam beberapa kasus meninggalkan mereka tanpa sepatu, hanya mengenakan pakaian dalam dan kaos dalam suhu yang teramat dingin,” katanya.
Seorang pria Afghanistan berusia 27 tahun mengatakan kepada HRW, “Mereka menendang kami seperti bola sepak. Mereka menendang saya di setiap bagian tubuh saya, saya hanya bisa melindungi kepala saya. Mereka mengenakan … sepatu bot [berat] … dan ujung sepatu bot itu terbuat dari baja. Di perbatasan, mereka memukuli kami lagi … dan mereka memberi tahu kami, ‘Jangan kembali lagi’.”
Pejabat HRW meminta UE untuk memastikan bahwa Bulgaria segera menghentikan “penolakan ilegal dan tidak manusiawi” di perbatasannya dan mengizinkan pencari suaka mengakses prosedur suaka yang adil.
“Pada saat pejabat Bulgaria menyambut pengungsi Ukraina dengan menyebarkan informasi kepada mereka tentang perlindungan sementara dan tinggal di Bulgaria, mereka secara brutal menganiaya warga Afghanistan dan pencari suaka lainnya di perbatasan mereka,” tambahnya. (rafa/arrahmah.id)