BAKU (Arrahmah.com) – Pria terbalut kain bordir maju-mundur melakukan penghormatan saat melakukan doa pagi dalam bahasa Ibrani di sebuah Sinagog modern yang dibangun di jantung negeri Muslim (Azerbaijan), Baku, tulis Turkish Hurriyet Daily News mengacu kepada laporan AFP.
Pemerintah telah mendanai pembangunan dua Sinagog baru di Baku dalam beberapa tahun terakhir dan mempertahankan hubungan yang hangat dengan Israel.
Hubungan negeri yang kaya akan energi, Azerbaijan dengan Israel adalah suatu yang pragmatis, berdasarkan pada ekspor minyak dan impor senjata dan teknologi militer. Omset perdagangan antara kedua negara pada tahun lalu mencapai 1,8 milliar USD.
“Setiap negara mudah untuk mengidentifikasi dengan kesulitan geo-politik dan peringkat Iran sebagai ancaman keamanan eksistensial,” ujar seorang kawat diplomatik dari Kedutaan AS di Baku yang diterbitkan oleh Wikileaks.
Negara ini membutuhkan senjata Israel untuk membantu militer di tengah konflik yang berkelanjutan dengan Armenia atas wilayah Nagorno-Karabakh, sebagian dari konstituen Azerbaijan yang diduduki oleh Armenia sejak akhir 1994.
Baku telah membeli ratusan miliar dollar untuk teknologi komunikasi dan pesawat tak berawak, menurut media Israel.
Azerbaijan tidak memiliki kedutaan di Israel karena tidak ingin “menyinggung” perasaan mitra Muslim di Organisasi Konferensi Islam meskipun Israel memiliki kedutaan di Baku.
Aktivis Islam mengeluh bahwa pemerintahan Azerbaijan yang dipimpin oleh Aliyev telah mendanai pembangunan rumah-rumah ibadah (Sinagog), namun mereka menutup masjid dan menangkap Muslim yang “dicurigai” (seperti berjenggot) dan melarang penggunaan jilbab di sekolah. Tetapi rezim Aliyev tidak melarang orang Yahudi memanjangkan jenggot mereka.
Muslim ingin agar kedutaan Israel di Baku segera ditutup sebagai aksi solidaritas untuk Muslim Palestina. (haninmazaya/arrahmah.com)