KUWAIT (Arrahmah.com) – Sejumlah ormas Kuwait, Ahad (16/8/2020) memperbarui sikap penolakan terhadap normalisasi hubungan dengan penjajah Israel, dan menganggapnya sebagai pengkhianatan terhadap bangsa Palestina dan bangsa Arab.
Hal itu disampaikan dalam konferensi bersama 31 organisasi dan ormas Kuwait, termasuk di antaranya serikat pengacara, serikat media Kuwait, serikat ekonomi Kuwait, pasca deklarasi normalisasi yang dilakukan Abu Dhabi dan Tel Aviv, Kamis lalu, yang menandai hubungan diplomatik antara Emirat dan Israel secara resmi, sebagaimana dilansir Pusat Informasi Palestina.
Ormas Kuwait menyatakan, segenap serikat dan ormas mendeklarasikan penolakan terhadap semua bentuk normalisasi dengan penjajah Israel.
Ormas Kuwait menegaskan, normalisasi merupakan pengkhianatan terhadap bangsa Palestina dan bangsa Arab, dan pengkhianatan terhadap persoalan Palestina secara adil.
Menurutnya, persoalan Palestina merupakan prioritas persoalan bangsa Arab, dan entitas penjajah zionis terus melakukan tindakan represif terhadap saudara kita di Palestina, tegas ormas Kuwait.
Entitas penjajah zionis terus mengingkari hak bangsa Palestina, dan mengabaikan semua resolusi PBB terkait kota Al-Quds, dan hak kepulangan para pengungsi Palestina.
Segenap ormas Kuwait menyatakan mendukung penuh perjuangan bangsa Palestina, dalam melawan penjajah dengan semua cara dan semua bentuk perlawanan.
Ormas juga mengapresiasi sikap Kuwat yang menolak normalisasi dan gigih melawan tekanan regional dan internasional.
Surat kabar Kuwait al-Qabas edisi Sabtu (15/8) mengutip sumber di pemerintah Kuwait, bahwa sikap Kuwait tetap konsisten menolak normalisasi dengan Israel dan tidak akan berubah.
Menurut sumber tersebut, Kuwait tetap dengan sikapnya dan akan menjadi negara terakhir yang melakukan normalisasi dengan Israel.
Pada Kamis lalu, Presiden Amerika Donald Trump mensponsori normalisasi antara Emirat Arab dan Israel, dan menganggapnya sebagai peristiwa bersejarah.
Emirat merupakan negara ketiga yang berdamai dengan Israel, setelah Mesir dan Yordania.
Langkah ini mendapat penolakan keras dari otoritas Palestina dan faksi-faksi utama Palestina, seperti Hamas, Fatah dan Jihad Islami, dan menganggap Emirat telah mengkhianati Al-Quds, Al-Aqsha dan persoalan Palestina.
(ameera/arrahmah.com)