JAKARTA (Arrahmah.com) – Ormas-ormas Islam di Indonesia harus bisa memberdayakan diri dengan maksimal agar dapat berperan sebagai problem solver bagi kepentingan umat dan bangsa, demikian yang diungkapkan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin.
Hal tersebut diungkapkan dalam sambutannya di acara silaturrahim Idul Fitri 1432 H Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Acara tersebut digelar di lantai satu Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin, menyampaikan, selain sebagai ajang silaturrahim antar-tokoh ormas, acara malam itu juga sebagai momen untuk berta’aruf.
“Ta’aruf tidak diartikan sebatas saling kenal-mengenal, tetapi juga saling memahami antara satu dengan yang lain. Dari ta’aruf itu muncullah ta’awun, yaitu saling tolong menolong antar sesama mukmin,” ujar Din dalam sambutannya.
Din berpendapat bahwa keberadaan ormas-ormas Islam di Indonesia merupakan kekayaan khazanah tersendiri di negeri ini. Di Arab Saudi saja, katanya, tidak ada organisasi kepemudaan Muslim layaknya Anshor, Pemuda Muhammadiyah, PII, IMM, HMI atau semacamnya.
“Sewaktu saya menelusuri keberadaan ormas-ormas seperti itu di sana, saya malah dibawa ke klub olah raga seperti Al-Hilal,” ujarnya tersenyum.
Ormas-ormas Islam di Indonesia memiliki dua agenda besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pertama, ormas-ormas yang ada harus bisa memberdayakan diri dengan maksimal agar dapat berperan sebagai problem solver bagi kepentingan umat dan bangsa Indonesia.
Kedua, ormas-ormas Islam harus menjadi faktor penentu (determinant factor) bagi nasib bangsa Indonesia.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, jika umat Islam di Indonesia maju, maka bangsa ini juga harus maju. Jangan ketika Indonesia maju, umat Islam malah mundur. (rep/arrahmah.com)