TEL AVIV (Arrahmah.com) – Beberapa analis mengatakan bahwa, pasca naiknya kelompok Islam ke puncak kekuasaan di Pakistan, Israel mengalami ketakutan secara diam-diam. Media-media Israel mengungkap fakta keresahan Israel itu ke publik, sebagaimana dilansir IP, Senin (20/4/2015).
Orientalis “Israel”, Evirem Harari meminta semua penentu kebijakan di internal Israel untuk melalukan kampanye propaganda di seluruh dunia untuk memperingatkan bahaya jatuhnya Pakistan ke pangkuan kelompok Islam. Demikian perntaan orang “dekat” dengan “kantor PM Benjamen Netenyahu itu”, dikutip dari koran Yesrael Hayom, Ahad (19/4). di , orientalis Israel ,
Harari menilai naiknya kelompok Islam ke puncak kekuasaan Pakistan yang jumlah penduduknya mencapai 190 juta merupakan mimpi buruk bagi zionis penjajah itu. Ia mengklaim Laskar Thaibah yang membidik titik pariwisata milik yahudi di India tahun 2008 -dan mereka memiliki kaitan dengan Prof. Abdul Qadir Khan- disebut sebagai “bapak bom nuklir” Pakistan. Ia juga mengklaim bahwa Partai Laskar Thaibah didukung oleh badan keamanan Pakistan.
Harari menyampaikan kemarahannya kepada pemerintah Pakistan setelah keputusan pembebasan Zaki Rahman Ukhowi. Ia adalah pimpinan Laskar Taibah yang dituding India sebagai otak di balik serentetan serangan terhadap pariwisata milik Yahudi di India pada November 2008. Serangan itu menewaskan enam pelajar sekolah agama Yahudi.
Harari juga menuding Pakistan meresmikan sistem pendidikan berdasarkan nilai-nilai anti Semit dan memusuhi Yahudi dan pemerintah Pakistan juga mendukung sejumlah Jamaah Jihad yang terang-terangan membenci Yahudi. Pakistan dinilai memberikan perlindungan kepada Tandzim Al-Qaidah, dimana rumah Usamah bin Laden sendiri berdekatan dengan pangkalan militer Pakistan.
Isolasi Pakistan
Majalah “Israel” Defense mengungkap bahwa ambisi mengisolasi Pakistan adalah salah satu faktor yang mendorong “Israel” membangun hubungan kuat dengan India. Majalah ini menegaskan, ada ambisi India dan Tel Aviv untuk menghadapi bahaya dan ancaman jamaah-jamaah Jihadiah yang beroperasi di dalam Pakistan karena ia dianggap berbahaya bagi keamanan nasional bagi “Israel” dan India.
Majalah ini mengutip pernyataan peneliti utama di badan intelijen zionis, Ravel Ovek bahwa “Israel” dan India memilik kepentingan mengawasi situasi Pakistan yang dianggap kedua pihak (“Israel” dan India) sebagai pelindung tumbuhnya kelompok Jihadis Sunni.
Dia menyatakan, India berkepentingan mengambil pengalaman dari “Israel” dalam perang melawan kelompok Islam sementara “Israel” berkepentingan mengawasi kelompok Islam di Pakistan. Sejak 2006, jamaah jihad itu dianggap sebagai sumber ancaman bagi India.
Ovek menilai, “Israel” melihat bahaya besar jika negara Islam Pakistan akan mengembangkan senjata nuklir yang bisa jadi juga akan mengimpor senjata itu ke negara Islam lainnya, terutama negara yang terlibat konflik dengan “Israel”
(adibahasan/arrahmah.com)