LONDON (Arrahmah.id) – Masjid dan kelompok pemantau anti-Muslim pada Kamis (21/4/2022) mengutuk serangan terhadap Muslim awal pekan ini di sebuah masjid di London Timur.
Dua Muslim terluka dalam serangan rasial sekitar pukul 9 malam pada Selasa (19/4) di luar Masjid Pusat Muslim Sri Lanka di East Ham.
Penyerangan dilakukan oleh preman yang membawa botol dan tongkat hoki. Serangan tersebut terjadi ketika jamaah masuk ke dalam masjid untuk berbuka puasa. Dua di antaranya mengalami luka ringan akibat pecahan kaca.
The Evening Standard, sebuah surat kabar London, melaporkan saksi mata yang mengatakan ada sekitar 15 “laki-laki Eropa” bersenjatakan “tiang kayu, botol bir, tabung lampu neon, dan batu.”
Seorang juru bicara polisi London mengkonfirmasi bahwa mereka sedang menyelidiki laporan serangan umum yang diperburuk secara rasial menyusul sebuah insiden di luar sebuah masjid di East Ham.
“Polisi dipanggil untuk melaporkan bahwa sekelompok pria di Pilgrims Way, bersenjatakan botol dan tongkat hoki, telah menyerang anggota masjid,” kata juru bicara itu.
Seorang tersangka dikatakan telah membakar beberapa kertas di tempat sampah di luar masjid. Para tersangka melarikan diri sebelum kedatangan polisi.
Petugas menggeledah daerah itu tetapi tidak menemukan jejak tersangka. Sejumlah orang menderita luka ringan tetapi tidak memerlukan perawatan medis.
Juru bicara polisi menambahkan bahwa mereka akan melakukan patroli ekstra di daerah itu dan tidak ada penangkapan yang dilakukan.
Tell MAMA, sebuah organisasi yang mendukung korban kebencian anti-Muslim dan mencatat insiden anti-Muslim, kembali mengeluarkan tips keselamatan pribadi untuk Muslim dan panduan saran untuk masjid.
Masjid London Timur & Pusat Muslim London, yang merupakan masjid tertua, terbesar dan tersibuk di London dan terpisah dari yang diserang, mengutuk insiden itu di akun Twitter-nya.
“Kami terkejut dengan serangan terhadap jamaah di luar Masjid Bilal di East Ham. Tidak ada komunitas yang harus hidup dalam ketakutan akan ancaman dan kekerasan sayap kanan,” cuit mereka.
“Kami menyadari bahwa sementara insiden Islamofobia meningkat, mereka tidak sering diliput secara luas di media, jadi sekarang lebih penting untuk melaporkan kejahatan kebencian anti-Muslim.”
“Kami tetap berkomitmen untuk bekerja dengan otoritas lokal kami untuk menjadi pusat di mana Islamofobia dan kejahatan kebencian anti-Muslim dapat dilaporkan. Kami meminta komunitas kami untuk tetap waspada dalam menghadapi ancaman yang berkelanjutan.”
“Kami mendesak pemerintah untuk memberikan keamanan lebih untuk melindungi semua tempat ibadah kami, memastikan masyarakat merasa aman, dan mengambil tindakan cepat terhadap pelaku,” pungkasnya. (rafa/arrahmah.id)