TEL AVIV (Arrahmah.com) – Organisasi kesehatan di bawah persyarikatan Muhammadiyah, disebut-sebut telah menandatangani sebuah persetujuan dengan Israel. Kerjasama dilakukan di Tel Aviv dengan Magen David Adom (MDA), semacam Palang Merah-nya Israel.
Sebagaimana dikutip situs web IsraelNN.com, dari pihak Israel diwakili oleh Magen David Adom (MDA) dan disaksikan oleh Komite Distribusi Gabungan Amerika– Israel. Magen David Adom (MDA) atau diterjemahan Perisai Merah Daud, satu-satunya dinas medis darurat, kecelakaan dan ambulan Israel. Ia adalah anggota resmi dari Komite Palang Merah Internasional.
Persetujuan ditandatangani oleh Prof Aryono Pusponegoro dan Dr Sudibyo Markus (Indonesia), Dr Ifrach dan Eli Bin dari MDA (Israel).
Prof. Aryono Pusponegoro dan Dr. Sudibyo Markus (76), disebut-disebut sebagai wakil Muhammadiyah.
Sebelum kunjungan, para dokter ini telah mengawali kunjungan 23 orang dokter dan paramedik yang turut ambil bagian dalam kegiatan pelatihan dari MDA pada bulan Juni di Israel.
Disebutkan pula, pemberian bantuan sejumlah $200.000 (sebagai pendanaan) atau setara Rp. 2,2 milyar dan akan dilanjutkan dengan pelatihan bagi para tenaga medis dan paramedik Indonesia ke Israel maupun di Indonesia.
Meskipun sangat sedikit orang Israel yang dapat pergi ke Indonesia, staff dan para sukarelawan MDA dikabarkan telah mendapatkan ijin masuk Indonesia, demikian disampaikan oleh Ketua Komite Eksekutif MDA Dr Noam Yifrach.
Dr. Markus, dinilai oleh Yifrach sebagai seorang “moderat dan tidak terlibat dalam politik di Timur Tengah”. Meski tidak sempat mengadakan wawancara, namun ia (Yifrach) menyatakan, bahwa yang disebut wakil Muhammadiyah itu “datang ke Israel karena beliau mengerti bahwa Israel adalah ahlinya dalam penanganan medis gawat darurat.”
Yifrach mengatakan bahwa kunjungan ini adalah juga karena Komite Internasional Palang Merah yang telah mengakui MDA dan membuatnya sebagai anggota Gerakan Palang Merah. Yifrach sempat diundang datang ke Indonesia pada awal tahun ini dan dikabarkan telah berjumpa dengan Dr. Markus.
Disampaikan oleh petugas MDA, kunjungan ke Israel kali ini dilaksanakan dengan persetujuan penuh dari Kementrian Luar Negeri di Yerusalem.
“Indonesia adalah negara Islam modern dan bukan fundamentalis. Dr.Markus – merupakan orang Indonesia dengan level tertinggi yang pernah berkunjung ke Israel – telah mencairkan kebekuan dan sangat ramah pada Israel. Saya yakin hal ini dapat berlanjut pada proses hubungan diplomatik antara kedua negara,” ujar oleh Ketua Komite Eksekutif MDA Dr Noam Yifrach.
“Mereka menilai kami (MDA) sebagai institusi kemanusiaan, bukan pemerintahan. Indonesia tidak ada konflik dengan Israel. Indonesia seringkali terserang bencana alam gempa bumi selama beberapa tahun terakhir ini, dan kami adalah ahlinya dalam menangani bencana alam. Indonesia juga telah menjadi korban utama dari bencana alam tsunami beberapa tahun lalu,” tambah Ifrach.
Sementara itu, Dr. Markus mengatakan, gembira bisa datang ke Israel.
“Saya berumur 76 tahun,” ujar Markus saat upacara penandatanganan. “dan saya senang berhasil memenuhi impian masa kecil saya untuk datang ke Israel,” ujarnya dikutip israelnationalnews.com . [Hanin Mazaya/hidayatullah].