DHAKA (Arrahmah.id) – Organisasi Islam non-politik terbesar di Bangladesh, Hefazat-e-Islam, pada Kamis (9/6/2022) mengadakan rapat umum besar-besaran di ibu kota Dhaka sebagai protes terhadap pernyataan penghinaan terhadap Nabi Muhammad oleh beberapa pejabat dari partai yang berkuasa di India.
Para pemimpin organisasi tersebut meminta pemerintah Bangladesh untuk mengirim pesan kecaman resmi kepada pihak berwenang India atas tindakan tidak menghormati Nabi Muhammad.
“Jika pemerintah India gagal menghukum para pelanggar, itu akan menodai citra konstitusional negara itu sebagai negara sekuler,” kata pemimpin Hefazat Mizanur Rahman Chowdhury saat berpidato di rapat umum.
Para peserta juga meneriakkan slogan-slogan menentang kebijakan negara India yang menindas yang menargetkan Muslim untuk waktu yang lama dan mendesak semua Muslim di seluruh dunia untuk bersatu melawan penindasan apa pun.
Para pembicara menyerukan boikot produk India sampai negara itu meninggalkan sikap anti-Muslimnya.
Pekan lalu, juru bicara Partai Bharatiya Janta (BJP) yang berkuasa Nupur Sharma dan Naveen Kumar Jindal, kepala media BJP Delhi, membuat pernyataan pernghinaan terhadap Nabi Muhammad, yang memicu gelombang kecaman di dalam negeri dan dari dunia Islam.
India, bagaimanapun, pada Senin (6/6) mengatakan pernyataan itu tidak mencerminkan pandangan pemerintah, dengan badan-badan terkait mengambil tindakan keras terhadap mereka.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri India Arindam Bagchi juga menekankan bahwa mereka “tidak, dengan cara apa pun, mencerminkan pandangan Pemerintah India.”
BJP pada Ahad (5/6) mengatakan bahwa mereka telah menangguhkan Sharma dan mengusir Jindal sebagai tanggapan atas pernyataan yang menghina tersebut.
Partai yang berkuasa di negara demokrasi terbesar di Asia Selatan itu juga mengeluarkan pernyataan, dengan mengatakan, “(Partai BJP) sangat mengecam penghinaan terhadap tokoh agama dari agama apa pun.” (rafa/arrahmah.id)