YERUSALEM (Arrahmah.id) – Sekelompok orang Yahudi Israel menyamar sebagai Muslim dan memasuki Masjid Al Aqsha sambil berpura-pura melaksanakan shalat.
Raphael Morris, kepala kelompok ‘Returning to the Mount’ mengatakan kepada BBC (9/2/2022) bahwa anggota organisasinya berpakaian seperti Muslim dan belajar bahasa Arab agar dapat memasuki Temple Mount tanpa batasan apa pun yang diberlakukan oleh otoritas Al Aqsha.
“Misinya adalah untuk menaklukkan kembali Bukit Bait Suci. Anda mengganti pakaian Anda, mengganti topi Anda. Terkadang Anda perlu mengecat rambut atau memotong rambut. Pada awalnya, ini cukup menakutkan, tetapi Anda akan terbiasa dengan sangat cepat. Anda dapat berdoa dan berjalan di sekitar Temple Mount tanpa ada polisi yang mengejar Anda,” ujarnya.
Kelompok tersebut diketahui mendukung kedaulatan Yahudi di Temple Mount, sebuah langkah yang telah diperingatkan oleh pejabat keamanan dapat memicu kekerasan di tempat suci tersebut.
Kelompok ini mengajarkan para pengikutnya untuk mengenakan pakaian tradisional Muslim dan membawa sajadah serta buku-buku berbahasa Arab, dan agar terlihat lebih seperti Muslim Arab, para anggota kelompok terkadang mewarnai rambut dan janggut mereka menjadi hitam pekat.
Menurut Morris, penyamaran tersebut dilakukan agar polisi Israel, jamaah Muslim, dan otoritas masjid tidak dapat mengenali mereka. Dalam sebuah laporan oleh Yisrael, seorang instruktur dari kelompok itu, mengaku bahwa mereka juga meniru bagaimana berdoa seperti Muslim.
“Akan ada semakin banyak (orang Yahudi) yang melakukan hal (penyamaran) ini dan polisi hanya perlu membuka gerbang untuk semua orang,” ujarnya.
“Visi kami adalah untuk dapat pergi ke Bukit Bait Suci setiap saat sepanjang hari, dan pada akhirnya juga berhasil dalam membangun Bait Suci dan memulihkan pelayanan kurban. Fakta bahwa negara tidak menyukainya tidak berarti itu ilegal.”
Menteri Keamanan Publik, Omer Barley, mengadakan pertemuan di mana perwakilan Shin Bet, badan keamanan Israel, mengatakan bahwa orang-orang Yahudi yang menyamar sebagai orang Arab itu ditangkap di gerbang masuk yang hanya diperuntukkan bagi umat Islam.
Awal tahun ini, sebuah petisi diajukan ke Mahkamah Agung Israel mencari hak bagi orang Yahudi untuk berdoa di Temple Mount.
Pengadilan menyatakan bahwa “setiap orang Yahudi memiliki hak untuk berdoa di Bukit Bait Suci, sebagai bagian dari kebebasan beragama dan berekspresi. Pada saat yang sama, hak-hak ini tidak mutlak, dan dapat dibatasi dengan memperhatikan kepentingan umum”. (hanoum/arrahmah.id)