NEW DELHI (Arrahmah.com) — Anak-anak Kashmir yang menjadi yatim karena orang tua mereka meninggal karena Covid-19, dilaporkan dijual di pasar India, ungkap The Kashmir Walla (1/12/2021).
Menurut laporan investigasi India Today (30/11), Asrar Amin, aktivis LSM Global Welfare Charitable Trust, dikatakan telah menawarkan anak yatim piatu Covid-19 di bawah asuhannya seharga Rs 75.000 per anak (ket: setara Rp.14 Juta)
“Kami memiliki begitu banyak anak yatim bersama kami. Tapi kalau ada yang mau yatim piatu Covid-19, tidak masalah,” ujarnya. “Anak-anak Kashmir benar-benar cantik, Masya Allah!”
Amin meminta jasa sebesar Rs 1,50 lakh untuk sepasang anak yatim Covid-19.
“Jadi dua anak bisa diadopsi seharga Rs 1,50 lakh, kan?” tanya wartawan India Today.
“Ya. Saya tidak mengambil uang ini untuk diri saya sendiri,” jawab ketua LSM itu.
Menurut India Today, Amin bersedia memberikan anak yatim Covid-19 tanpa dokumen.
“Kamu pasti mengadopsi anak karena suatu alasan. Tidak perlu dokumen dalam situasi itu. Tetapi jika Anda masih bersikeras, Anda bisa melakukannya,” katanya kepada saluran berita.
“Tapi bagaimana jika ada masalah di kemudian hari?” tanya wartawan.
“Itu tanggung jawab saya. Akan saya tangani. Saya akan mengatakan Anda tidak pernah bertemu saya. Saya tidak mengenal Anda,” jawab Amin.
Menurut laporan, salah satu operator LSM dari Pampore di Kashmir menawarkan anak yatim Covid-19 yang baru lahir, beberapa bahkan diangkat dari rumah sakit untuk diadopsi.
Aijaz Ahmad Dar dari yayasan nirlaba Yayasan Mulia mengatakan kepada wartawan investigasi India Today di New Delhi bahwa dia akan melibatkan dokter rumah sakit dalam mencuri bayi yatim piatu yang baru lahir.
“Misalkan ada bayi yang baru lahir. Kami akan segera mengangkat bayi itu, ”katanya.
“Seperti anak yatim piatu Covid-19, bayi baru lahir yang ibunya meninggal karena Covid-19 di rumah sakit?” wartawan menyelidiki.
“Itulah yang saya katakan. Kami akan membawa beberapa ginekolog yang saya kenal, secara rahasia. Kami akan bertanya kepada mereka berapa banyak uang yang mereka inginkan jika ada kematian, ”kata Dar.
“Kami akan berbicara dengan mereka untuk memberi kami anak yatim piatu yang kehilangan ibunya. Kami akan memberi tahu mereka untuk tidak mengirim bayi itu ke panti asuhan mana pun tetapi memberikannya kepada kami. Kami akan memperbarui. Insya Allah, kami akan memiliki anak yang orang tuanya meninggal karena Covid-19,” tambahnya.
“Berapa banyak anak yatim yang kamu hubungi secara umum?” tanya wartawan.
“Setidaknya 500-600. Dari umur delapan sampai sepuluh tahun,” jawab Dar. (hanoum/arrahmah.com)