KIEV (Arrahmah.id) — Di tengah perang Rusia dan Ukraina, warga Afrika menghadapi tindakan rasial saat berniat keluar dan mengungsi akibat perang.
Pelajar Nigeria yang mencoba melarikan diri dari Ukraina yang dilanda perang menuduh bahwa ada diskriminasi rasial di antara para pengungsi yang mencoba meninggalkan negara itu melalui negara-negara tetangga.
Jurnalis Stephanie Hegarty dari BBC menerbitkan serangkaian tweet yang menjelaskan cobaan berat yang dialami para siswa.
Dia mengatakan bahwa seorang mahasiswa kedokteran Nigeria mengatakan kepadanya bahwa ketika dia menunggu untuk menyeberangi perbatasan, tentara Ukraina tidak mengizinkan orang kulit hitam untuk menyeberang dan mengirim mereka kembali.
Dia berkata, “Mereka harus membiarkan warga ‘Ukraina’ lewat terlebih dahulu”.
Juru bicara pasukan perbatasan Polandia mengatakan mereka mengizinkan siapa pun memasuki Polandia dari Ukraina. Masalah serupa dihadapi oleh mahasiswa India yang terdampar di perbatasan Polandia-Ukraina.
Dilaporkan, para siswa India tidak diizinkan melintasi perbatasan dan diberitahu, “Ketika pemerintah Anda tidak bekerja sama dengan kami, mengapa kami harus bekerja sama dengan Anda?”
Seorang pengguna Twitter Damilare_arah membagikan video yang menunjukkan orang-orang Afrika dihentikan oleh orang Ukraina saat naik kereta. Dia berkata, “Visual resmi Ukraina menghalangi orang Afrika naik kereta api.”
Pengguna lain Nzekiev mengatakan orang Afrika adalah yang terakhir diizinkan naik kereta apa pun.
Dia berkata, “Di stasiun kereta di sini di Kiev, anak-anak pertama, wanita kedua, pria kulit putih ketiga, kemudian sisanya ditempati oleh orang Afrika. Ini berarti kami telah menunggu berjam-jam untuk kereta di sini & tidak bisa masuk karena ini. Mayoritas orang Afrika masih menunggu untuk sampai ke Lviv.”
Dia membagikan tweet lain yang menuduh orang Afrika berada di perbatasan selama dua hari, tetapi Polisi dan Angkatan Darat Ukraina tidak membiarkan mereka lewat.
Dalam video lain, dia mengatakan badan keamanan Ukraina mengancam akan menembak mereka. Orang-orang Afrika itu terdengar berkata, “Kami tidak punya senjata,” dalam video itu.
Dr Ayoade Alakija, Utusan Khusus, ACT WHO, mengatakan dalam sebuah tweet bahwa orang kulit hitam Afrika menghadapi rasisme di Ukraina.
Dia berkata, “Orang kulit hitam Afrika diperlakukan dengan rasisme dan penghinaan di Ukraina & Polandia. Barat tidak dapat meminta negara-negara Afrika untuk berdiri dalam solidaritas dengan mereka jika mereka tidak dapat menunjukkan rasa hormat yang mendasar kepada kita bahkan di saat perang. Diabaikan dalam pandemi dan dibiarkan mati dalam perang?!! (hanoum/arrahmah.id)