ANKARA (Arrahmah.id) — Setelah perdebatan alot selama berminggu-minggu, kalangan oposisi di Turki hari Senin (7/3/2023) akhirnya mengumumkan calon mereka, Kemal Kilicdaroglu, ketua partai kiri-tengah Cumhuriyet Halk Partisi (CHP), sebagai calon mereka untuk berhadapan dengan presiden Recep Tayyip Erdogan dalam pemilu bulan Mei mendatang.
Namun aliansi enam partai oposisi itu dibayangi perselisihan panjang karena partai lain ingin mencalonkan politisi lain. Akhirnya tercapai kesepakatan untuk Kemal Kilicdaroglu, tetapi salah satu partai terbesar dalam aliansi oposisi menolak untuk mendukung pencalonannya.
Partai nasionalis IYI, kekuatan kedua terbesar dalam aliansi tersebut, sebelumnya mengusulkan dua tokoh lain yang juga anggota CHP, yaitu walikota Istanbul, Ekrem Imamoglu, dan walikota Ankara, Mansur Yavas sebagai calon wakil presiden. CHP akhirnya menerima kompromi dalam upaya untuk menyatukan blok oposisi.
Pemimpin IYI Meral Aksener minggu lalu mengatakan, dia tidak akan mendukung pencalonan Kemal Kilicdaroglu dan akan meninggalkan aliansi enam partai oposisi itu, jika pencalonan Kilicdaroglu dipaksakan.
Meral Aksener mengatakan dia sebenarnya berharap Imamoglu atau Yavas yang akan menjadi kandidat utama. Kedua walikota itu memang sama-sama tampil lebih baik daripada Kemal Kilicdaroglu dalam berbagai jajak pendapat.
“Dengan menyesal saya katakan, sejak kemarin, koalisi enam telah kehilangan kemampuannya untuk mencerminkan keinginan rakyat dalam keputusannya,” kata Meral Aksener kepada wartawan setelah bertemu dengan pejabat senior partai IYI, seperti dikutip dari Euronews (7/3)
Blok itu berjanji pada Januari lalu untuk mengakhiri sistem presidensial yang ditetapkan Erdogan dan mengembalikan pemerintahan parlementer.
Recep Tayyip Erdogan telah berkuasa selama 20 tahun terakhir dan terus memperkuat posisinya sebagai presiden dengan melemahkan lembaga peradilan, media dan kubu oposisi.
Kalangan oposisi sekarang berharap, gempa bumi hebat yang melanda Turki dan kritik terhdap penanganan bencana pemerintah bisa memperbesar peluang mereka untuk menang.
Pemimpin lama CHP yang belum pernah menang pemilu
Menurut rencana oposisi, presiden akan kembali menjadi jabatan seremonial saja, dengan masa jabatan maksimal tujuh tahun.
Aliansi juga mengumumkan bahwa mereka akan melawan inflasi dan akan menguranginya menjadi persentase satu digit dalam waktu dua tahun.
Selain itu, mereka akan melanjutkan lagi upaya Turki untuk menjadi anggota Uni Eropa dan mengembalikan kemandirian bank sentral negara tersebut.
Kemal Kilicdaroglu yang berusia 74 tahun adalah pemimpin lama partai oposisi terbsar CHP. Pencalonannya untuk pemilihan presiden didukung oleh partainya sendiri dan empat partai kecil lainnya dalam aliansi tersebut.
Dalam 13 tahun terakhir memimpin CHP, Kemal Kilicdaroglu belum berhasil memenangkan pemilihan nasional. Itu sebabnya banyak dari kalangan oposisi yang juga tidak setuju dengan pencalonannya. (hanoum/arrahmah.id)