ANKARA (Arrahmah.com) – Pihak oposisi Suriah dan delegasi Rusia bertemu pada Jumat (20/1/2017) di Ankara, Turki, untuk membicarakan perundingan Astana.
Pertemuan tersebut diadakan dalam koordinasi dengan Turki, oposisi militer Suriah mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Menurut pernyataan itu, kedua delegasi membahas struktur, tujuan, dan agenda pembicaraan Astana.
“Pertemuan juga membahas bagaiamana mereka akan menuntun pada solusi politik di Suriah sesuai dengan ketentuan petunjuk Dewan Keamanan PBB, pernyataan resmi Jenewa, dan resolusi 2254,” tambah pernyataan itu.
“Delegasi oposisi menekankan penghormatan dan pengamatan gencatan senjata, dan perincian pelanggaran gencatan senjata yang dilakukan oleh rezim Asad dan milisi Iran,” tambah pernyataan itu lagi.
Pernyataan itu juga menyoroti bahwa delegasi oposisi memberikan inisiatif untuk pihak Rusia untuk mengamati gencatan senjata, yang mulai berlaku pada 20 Desember, dan mengundang mereka untuk memeriksa fakta-fakta tentang apa yang terjadi di Wadi Barada dan wilayah Suriah yang terancam lainnya.
Delegasi Rusia “berjanji untuk menyampaikan inisiatif oposisi Suriah kepada kepemimpinan Rusia untuk bertindak.”
Pertemuan Jenewa yang dipimpin PBB, bertujuan untuk mengakhiri perang Suriah, menyerukan pembentukan pemerintah sementara (termasuk rezim dan wakil oposisi), sampai pemerintah baru dapat dipilih dalam pemilihan umum.
Pembicaraan antara pemerintah dan perantara oposisi Suriah dijadwalkan akan dimulai pada 23 Januari di ibu kota Kazakhstan, Astana. (fath/arrahmah.com)