DAMASKUS (Arrahmah.com) – Aktivis mengatakan transisi demokrasi akan “melindungi” negara dari “masa kekerasan, kekacauan dan perang saudara”.
Tokoh oposisi Suriah mengatakan mereka akan membesarkan revolusi akar rumput yang akan mematahkan rezim kecuali Bashar al-Assad, presiden Suriah, memimpin transisi untuk demokrasi.
Pernyataan pada Rabu (27/4/2011) dari sebuah kelompok payung aktivis oposisi di Suriah dan luar negeri, yang disebut Inisiatif Nasional untuk Perubahan, mengatkan transisi demokrasi akan “menyelamatkan bangsa dari jatuh ke dalam periode kekerasan, kekacauan dan perang saudara”.
“Jika presiden Suriah tidak ingin dicatat dalam sejarah sebagai pemimpin dalam masa transisi ini, tidak ada alternatif lain untuk suriah kecuali bergerak maju di jalan yang sama seperti halnya Tunisia, Mesir dan Libya,” ujar statemen mereka.
Pihak oposisi di Suriah semakin terorganisasi sebagai kekuatan anti-pemerintah dan terus mendapatkan keuntungan tapi masih tetap terfragmentasi.
Sementara itu saksi mata mengatakan konvoy sekitar 30 tank terlihat di jalan raya Damaskus melingkar di luar ibukota.
Mereka juga mengatakan tentara telah disebar di pinggiran kota Damaskus dari Douma semalam dan dikerahkan di sekitar kota pesisir Baniyas.
Bus putih membawa ratusan tentara berpakaian tempur lengkap ke Douma, ujar seorang saksi seperti yang dilansir Reuters. Demonstran natipemerintah telah mencoba berbaris dari pinggiran kota menuju pusat ibukota dalam dua minggu terakhir namun selalu dibubarkan oleh aparat dengan cara kekerasan.
Lebih dari 2.000 polisi keamanan dikerahkan di Douma pada Selasa (26/4), mengoperasikan pos pemeriksaan dan pengecekan kartu identitas untuk menangkap simpatisan anti-pemerintah, ujar seorang saksi yang juga mantan tentara.
Ia mengatakan melihat beberapa truk di jalan-jalan yang dilengkapi dengan senapan mesin dan anggota polisi rahasia yang mengenakan pakaian preman membawa senapan serbu. Dia percaya mereka adalah tentara yang menjadi Pengawal Republik di antara unit-unit yang paling setia kepada Bashar al-Assad.
Diplomat mengatakan Assad telah mengirimkan Divisi Mekanik Keempat yang dikomandoi oleh saudaranya, Maher ke dalam kota.
Pada akhir Selasa lalu, kantor berita negara, SANA melaporkan bahwa tentara terus mengejar “kelompok-kelompok bersenjata dan ekstrimis di kota Deraa yang menyerang posisi militer, memotong jalan dan pejalan kaki dipaksa berhenti sehingga mereka bisa memukulnya”.
Sawasiah, sebuah organisasi HAM Suriah mengatakan listrik, air dan komunikasi telah dipotong oleh otoritas dan bahwa tank-tank yang disebarkan melepaskan tembakan ke rumah-rumah penduduk. Selain itu persediaan darah di rumah sakit mulai habis.
Sedang di kota Baniyas, teriakkan “kebebasan, kebebasan” terus menggema di tengah laporan bahwa tentara juga dikerahkan di kota tersebut.
Sejauh ini 400 sipil telah tewas oleh pasukan keamanan sejak pertengahan Maret dalam kampanye mereka untuk menghentikan protes anti-pemerintah. Sawasiah mengatakan pasukan keamanan telah menewaskan 35 sipil sejak mereka masuk ke kota Deraa pada Senin (25/4). (haninmazaya/arrahmah.com)