KHARTOUM (Arrahmah.com) – Sekitar 20 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam serangan fajar di lokasi demonstrasi di luar kementerian pertahanan Sudan, ujar kepala partai oposisi utama pada Selasa (9/4/2019), lansir MEMO.
Pemimpin veteran Sadiq al-Mahdi juga menyerukan dalam sebuah pernyataan untuk “sebuah komando militer terpilih” untuk menegosiasikan transisi menuju demokrasi, setelah lebih dari tiga bulan protes yang menuntut mundurnya Omar Al-Bashir yang telah berkuasa selama tiga dekade.
Pernyataan Mahdi datang ketika ribuan pengunjuk rasa melanjutkan aksi duduk untuk hari keempat di luar kompleks di pusat Khartoum yang menampung kementerian pertahanan, kediaman Bashir dan markas besar keamanan negara.
Sebelumnya pada Selasa, Badan Intelijen dan Keamanan Nasional Sudan mencoba dua kali untuk membubarkan para demonstran, menyerbu daerah tersebut dengan menggunakan truk pickup, kata saksi mata.
Pasukan keamanan juga mencoba membubarkan aksi duduk pada Senin, tetapi saksi dan aktivis mengatakan tentara bergerak untuk melindungi para pengunjuk rasa.
Komite dokter oposisi menyatakan jumlah korban tewas di Sudan sejak aksi duduk dimulai pada Sabtu (6/4) pukul 21.00, termasuk lima tentara, dengan lebih dari 150 terluka.
Amnesti Internasional mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa sembilan orang dilaporkan telah terbunuh di Sudan sejak Sabtu, dan itu telah memverifikasi dua kematian pada hari Selasa, salah satunya di luar kompleks.
Kementerian dalam negeri tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar.
Seorang pemimpin senior Asosiasi Profesional Sudan (SPA), penyelenggara protes anti-pemerintah, menyerukan agar aksi duduk itu dilanjutkan dan untuk protes serupa “di depan semua markas besar angkatan bersenjata di seluruh Sudan”.
Dalam komentar publik pertama oleh seorang pemimpin SPA senior, Omar Saleh Sennar juga mengatakan kelompoknya menginginkan pemerintahan transisi sipil dan hanya akan bernegosiasi dengan tentara, yang diyakini sebagai “penjamin sistem politik di Sudan”.
“Saya saat ini, dari kepemimpinan Asosiasi Profesional, hadir di lokasi protes dan lebih banyak pemimpin asosiasi selanjutnya akan muncul di depan umum,” katanya kepada Reuters melalui telepon. (haninmazaya/arrahmah.com)