RIYADH (Arrahmah.com) – Kelompok oposisi Arab Saudi, Partai Islam Al-Ummah, menegaskan raja Arab Saudi Abdullah bin Abdul Aziz Alu Saud dan Mentri Dalam Negeri pangeran Muhammad bin Nayif bertanggung jawab atas penangkapan dan pemenjaraan kaum wanita dan anak-anak.
Para wanita dan anak-anak itu ditangkap dan dijebloskan ke penjara setelah melakukan demonstrasi damai di depan Diwan Al-Mazhalim atau Kantor Pengaduan Kezaliman milik rezim Arab Saudi di kota Buraidah, utara Riyadh. Mereka menuntut pembebasan keluarga mereka yang ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara sejak bertahun-tahun lalu tanpa ada proses pengadilan, tulis koran Al-Quds Al-Arabi pada Kamis (10/1/2013).
Stasiun Saida TV Lebanon pernah menanyangkan video penangkapan kaum wanita dan anak-anak yang melakukan demonstrasi damai tersebut.
Partai Islam Al-Ummah, yang tidak diakui oleh rezim Arab Saudi, dalam pernyataan sikapnya menegaskan “mengecam keras sikap pemerintah Arab Saudi yang menangkapi kaum wanita dan anak-anak saat mereka melakukan aksi orasi damai di depan Diwan Al-Mazhalim pada hari Sabtu lalu.” Partai Islam Al-Ummah menyatakan “peristiwa itu adalah kejahatan yang menjadi tanggung jawab raja Arab Saudi dan Mentri Dalam Negeri Saudi.”
oleh
Partai Islam Al-Ummah adalah partai pertama di Arab Saudi, sebuah negara monarki yang tidak mengakui adanya partai. Partai Islam Al-Ummah didirikan oleh aktivis politik Arab Saudi, syaikh Muhammad bin Ghanim Al-Qahtani pada awal 2011 saat berlangsung revolusi rakyat di negara-negara Arab.
Partai Islam Al-Ummah menyerukan kepada rezim Arab Saudi untuk menghentikan sistem monopoli oleh keluarga Alu Saud, melakukan reformasi politik dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat di Arab Saudi, memberikan pengampunan umum, dan melepaskan seluruh tahanan politik, ulama, juru dakwah dan oposisi politik.
Dalam pernyataan sikapnya Partai Islam Al-Ummah mengecam keras “praktek-praktek represif yang dilakukan oleh rezim Arab Saudi yang melanggar hak-hak asasi manusia, terhadap individu maupun kolektif, yang masih dilakukan oleh Departemen Dalam Negeri melalui pasukan-pasukan represifnya.”
Selama beberapa bulan terakhir, Arab Saudi dilanda oleh demonstrasi-demonstrasi damai yang menuntut pembebasan para ulama, juru dakwah, tahanan politik yang menyerukan reformasi. Organisasi Hak Asasi Manusia di Arab Saudi melaporkan sedikitnya 4000 warga masih mendekam di penjara Dinas Intelijen Arab Saudi selama bertahun-tahun tanpa melalui proses persidangan. (muhib almajdi/arrahmah.com)