TRIPOLI (Arrahmah.com) – Oposisi Libya mengatakan bahwa mereka akan menghentikan perang jika penguasa Libya, Moammar Gaddafi yang telah puluhan tahun menjadi presiden, keluar dari kekuasaan.
“Jika kami melihat Gaddafi menarik diri, kami siap untuk menghentikan (permusuhan) dan melakukan negosiasi dengan saudara kami yang berada di sekitar Gaddafi,” ujar Mansour Safy Al-Nasr, perwakilan Dewan Transisi Nasional (NTC).
Al-Nasr membuat pernyataan di sela-sela pertemuan puncak Uni Afrika di ibukota Equatorial Guinea, Malabo, lapor AFP pada Jumat (1/7/2011).
Perwakilan NTC mengatakan revolusioner siap untuk terus berjuang untuk merebut Tripoli dan memaksa Gaddafi keluar dari kekuasaan.
“Jika operasi militer akan mengelilingi Tripoli, ia akan menerima (untuk pergi). Gaddafi akan terisolasi, dia berada di bungker nya. Dia tidak bisa bergerak dan tidak memiliki kehidupan,” lanjut Al-Nasr.
“Pasukan terus maju,” tegasnya.
Para pemimpin Afrika dan perwakilan dari beberapa negara menghadiri pembukaan KTT ke-17 Uni Afrika pada Kamis (30/6) saat konflik Libya diperkirakan akan mendominasi acara yang berlangsung dua hari tersebut.
Seorang wakil dari pemerintahan Libya juga hadir pada pertempuan itu.
Lima anggota panel Afrika di Libya mempresentasikan rencana yang diusulkan untuk penyelesaikan krisis politik di Libya.
Panel telah mengusulkan peta jalan keluar dari pertempuran yang akan mencakup gencatan senjata, bantuan kemanusiaan, reformasi dan transisi ke pemilu yang demokratis.
Uni Afrika sejauh ini menahan diri dari menyerukan pemecatan Gaddafi, permintaan kaum revolusionel yang telah bersikeras dimasukkan ke dalam rencana. (haninmazaya/arrahmah.com)