YAMAN (Arrahmah.com) – Media-media Arab melaporkan kematian sedikitnya 63 orang akibat dua serangan istisyadiyah di Sana’a dan Hadramaut timur di Yaman pada Kamis (9/10/2014). Serangan itu terjadi hanya beberapa jam setelah perkembangan terbaru dalam krisis politik yang sedang berlangsung di negara itu, ketika Perdana Menteri yang ditunjuk Ahmad Awad bin Mubarak menolak pencalonannya oleh Presiden Yaman Abd Rabbo Mansour Hadi di bawah tekanan berat dari para pemberontak Syiah Houtsi, lapor LWJ.
Serangan syahid di Sana’a berlangsung pagi kemarin saat pendukung pemberontak Syiah Houtsi, yang merebut ibukota Yaman pada 22 September lalu, sedang bersiap-siap untuk demonstrasi di Tahrir Square. Seorang mujahid yang melancarkan operasi ini meledakkan bom-nya di sebuah pos pemeriksaan di pintu masuk timur laut ke Tahrir Square, di depan Bank Yaman untuk Rekonstruksi dan Pembangunan.
Para pejabat medis mengatakan kepada pers Arab bahwa setidaknya 43 orang tewas dalam serangan itu, dan bahwa jumlahnya diperkirakan akan meningkat karena tingkat keparahan luka yang mereka derita. Setidaknya 75 orang dilaporkan terluka akibat ledakan itu. Bagian tubuh dan genangan darah tersebar di seluruh alun-alun saat para responden pertama tiba di tempat kejadian.
Sumber media Arab menyatakan bahwa demonstrasi pro-Houtsi yang ditargetkan oleh Mujahidin AQAP pada awalnya disebut-sebut akan berlangsung di Lapangan Sab’een di Sana’a, tapi dipindahkan ke Tahrir Square setelah penolakan bin Mubarak dari pencalonannya. Serangan itu telah digambarkan sebagai operasi syahid terbesar AQAP di Sana’a sejak pemboman parade militer Mei 2012 lalu yang menewaskan hampir 100 tentara boneka Yaman.
Serangan kedua, yang terjadi hampir bersamaan dengan yang pertama, dilancarkan di sebuah pos pemeriksaan militer di pinggiran ibukota provinsi Hadhramaut, Mukallah. Sumber militer di daerah itu menyatakan bahwa seorang pejuang AQAP meledakkan sebuah bom mobil di pos pemeriksaan dekat kota Buroom di pintu masuk barat ke Mukallah, dan segera menewaskan 10 tentara boneka.
Sumber-sumber medis mengatakan bahwa setelah serangan itu, empat tentara Yaman lainnya ditemukan tewas di lokasi ledakan dan enam lainnya tewas akibat luka-luka mereka, sehingga meningkatkan angka mereka yang tewas menjadi 20 tentara. Pejuang AQAP juga dilaporkan membakar beberapa kendaraan dan sebuah bangunan kecil di pos pemeriksaan itu. Sumber lain melaporkan bahwa para pejuang AQAP berhasil merebut dua kendaraan militer dan tank selama serangan tersebut.
Serangan kemarin adalah serangan ofensif tebaru AQAP yang sedang berlangsung di seluruh negeri. AQAP melawan pemberontakan Syiah Houtsi, yang menantang kewenangan pemerintahan Sunni. AQAP belum merilis pernyataan resmi terkait operasi ini, namun mereka telah melakukan serangan serupa terhadap Syiah Houtsi dan target militer boneka sebelumnya.
AQAP telah menyatakan perang terbuka melawan Syiah Houtsi dan rutin menyatakan bahwa pemerintah Yaman berkolusi dengan pemberontak Syiah. Pada Rabu (8/10), AQAP melakukan serangkaian serangan di provinsi Baydah terhadap militer boneka Yaman. AQAP menyatakan bahwa militer boneka dalam proses menyerahkan sebuah basis Pasukan Khusus di kota itu untuk Syiah Houtsi. Dalam video yang dirilis pekan lalu, AQAP menyatakan bahwa “tentara Yaman telah terbiasa untuk mengangkat suara mereka dengan teriakan rafidi [Syiah] Houtsi selama pertempuran.”
(banan/arrahmah.com)