(Arrahmah.id) – Di Tulkarem, tempat pasukan pendudukan melanjutkan operasi mereka selama tujuh hari berturut-turut, Brigade al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), mengatakan bahwa mereka telah menyergap pasukan infanteri ‘Israel’ di kamp kota itu, dan telah mengonfirmasi adanya korban di antara pasukan tersebut.
Tentara pendudukan mengirim bala bantuan militer ke kota dan kampnya di tengah bentrokan dan ledakan yang terus berlangsung, saat tentara memberlakukan kembali pengepungannya terhadap rumah sakit di tengah pengerahan pasukan di beberapa daerah di sekitar kamp, bertepatan dengan gencarnya penerbangan pesawat tanpa awak di langit Tulkarem.
Batalion Tulkarem dari Brigade al-Quds, sayap militer Gerakan Jihad Islam, juga mengatakan bahwa para pejuangnya menghadapi pasukan pendudukan ‘Israel’ yang menyerbu kota Tulkarem dengan hujan peluru dan alat peledak, dan menghujani mereka dengan peluru di kamp Tulkarem.
Batalion Tulkarem menambahkan bahwa mereka meledakkan alat peledak di tengah kerumunan kendaraan militer di kamp dan mengakibatkan cedera yang dikonfirmasi.
Kelompok ini juga mengatakan bahwa para pejuangnya menargetkan pasukan infanteri ‘Israel’ di sekitar rumah yang dikepung di Kafr Dan dan mengakibatkan cedera yang dikonfirmasi, dan terlibat dalam pertempuran sengit dengan tentara pendudukan dan menargetkan mereka dengan rentetan peluru dan alat peledak.
Gunfire exchange with the Israeli occupation forces that besieged a home in Kafr Dan village west of Jenin. pic.twitter.com/new4jbHC6s
— Eye on Palestine (@EyeonPalestine) September 3, 2024
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan pada hari Selasa bahwa 30 orang tewas dan 130 lainnya terluka akibat tembakan tentara pendudukan sejak dimulainya serangan besar-besaran ke Tepi Barat utara Rabu lalu.
Kementerian tersebut mengatakan bahwa seorang gadis berusia 16 tahun tewas pada Selasa (3/9/2024) oleh pasukan pendudukan di kota Kafr Dan, sebelah barat Jenin. Seorang anak laki-laki Palestina juga tewas dan tiga pemuda terluka pada dini hari Selasa (3/9) dalam sebuah serangan oleh pasukan pendudukan di Tulkarm dan Hebron.
Wartawan Ayman al-Nubani dan Muhammad Mansour juga terluka oleh pasukan pendudukan di Kafr Dan.
A Palestinian journalist was shot by the Israeli occupation forces in Kafr Dan village near Jenin. pic.twitter.com/zVx5kRDS3T
— Eye on Palestine (@EyeonPalestine) September 3, 2024
Pembongkaran sebuah rumah
Pasukan pendudukan menghancurkan sebuah rumah di Kafr Dan setelah pengepungan yang berlangsung selama berjam-jam, di mana peluru dan roket ditembakkan.
Koresponden Al Jazeera mengatakan bahwa pasukan pendudukan menuntut agar mereka yang terjebak di dalam rumah tersebut menyerahkan diri sebelum meledakkannya, dan tidak ada informasi yang tersedia tentang nasib mereka.
This is what the Israeli army did to downtown Jenin, WEST BANK…. An attempt to force the residents to leave for JEWISH only settlements. pic.twitter.com/8Y21v8pcN0
— Warfare Analysis (@warfareanalysis) September 3, 2024
Penyerbuan Universitas Birzeit
Di Ramallah, pasukan pendudukan ‘Israel’ menyerbu kampus Universitas Birzeit pada dini kemaren (3/9), menimbulkan kekacauan dan menyita banyak properti dan publikasi yang terkait dengan kegiatan mahasiswa.
Tentara pendudukan juga memasang selebaran yang mengintimidasi kepada para mahasiswa, menyerukan mereka untuk tidak berpartisipasi dalam kegiatan mahasiswa, dan mengancam akan menghancurkan masa depan mereka.
Pimpinan Universitas Birzeit mengutuk penyerbuan pasukan pendudukan terhadap kampusnya, dengan menekankan bahwa hal ini merupakan pelanggaran besar terhadap semua norma dan konvensi internasional yang mengkriminalisasi pelanggaran terhadap kesucian universitas dan lembaga pendidikan.
Pimpinan Otoritas Urusan Tahanan dan Klub Tahanan melaporkan bahwa pasukan ‘Israel’ menangkap sedikitnya 22 warga Palestina di seluruh Tepi Barat sejak Senin malam hingga Selasa pagi (3/9), termasuk mantan tahanan.
Pemerintahan Delusi
Di sisi lain, Gerakan Jihad Islam mengatakan bahwa pemerintah Benjamin Netanyahu berkhayal jika mengira dapat meloloskan rencananya untuk memperluas kendali atas Tepi Barat yang diduduki.
Gerakan tersebut menyerukan Otoritas Palestina untuk meninjau kembali posisinya sebelum kehilangan sisa ilusi kedaulatan atas wilayah yang dilanggar, menurut pernyataannya.
Ia juga menekankan bahwa “sebagaimana perlawanan di Gaza menolak untuk menyerah kepada pendudukan, mereka tidak akan menyerah kepada pendudukan di Tepi Barat yang diduduki.”
Tentara pendudukan ‘Israel’, bersamaan dengan agresinya di Jalur Gaza sejak 7 Oktober, melanjutkan eskalasi yang sedang berlangsung di seluruh Tepi Barat, melalui serangan dan penangkapan, yang sejauh ini telah mengakibatkan sekitar 683 warga Palestina menjadi syuhada. (zarahamala/arrahmah.id)