HAMA (Arrahmah.id) – Pemerintah sementara di Suriah melanjutkan operasi keamanannya untuk mengejar sisa-sisa rezim yang digulingkan di beberapa daerah, terutama di Homs, Hama, dan pesisir, sementara Menteri Kehakiman Shadi al-Wisi mengonfirmasi bahwa pemerintah akan meminta ekstradisi para penjahat yang melarikan diri dari negara tersebut.
Administrasi Operasi Militer di Suriah saat ini tengah meluncurkan kampanye keamanan berskala besar yang menargetkan sisa-sisa rezim yang digulingkan di Masyaf, Wadi al-Uyun, dan daerah lain di pedesaan Hama dan Tartous.
Sumber keamanan Suriah sebelumnya mengatakan kepada Al Jazeera bahwa “mereka yang menolak prosedur penyelesaian dan penyerahan senjata akan dikejar setelah batas waktu berakhir,” seraya menekankan bahwa sisa-sisa rezim tersebut telah menjadi “penjahat dan menimbulkan ancaman bagi perdamaian sipil.”
Koresponden Al Jazeera mengutip Departemen Operasi Militer yang mengatakan bahwa lebih dari dua ribu anggota dan perwira tentara rezim yang digulingkan telah menyelesaikan situasi keamanan mereka di Masyaf selama tiga hari terakhir.
Selama berhari-hari, pasukan keamanan pemerintahan baru Suriah telah melakukan operasi penyisiran di berbagai provinsi, yang mencakup konfrontasi dengan sisa-sisa dan milisi rezim yang digulingkan.
Seorang sumber di Kementerian Dalam Negeri mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Departemen Keamanan Umum telah menangkap tokoh-tokoh senior dari sisa-sisa rezim lama dan perusuh di Tartous, Homs, Hama, Aleppo, dan Damaskus.
Di sisi lain, Menteri Kehakiman dalam pemerintahan sementara, Shadi al-Waisi, mengatakan – selama kunjungannya ke Provinsi Suwayda di Suriah selatan pada Ahad (29/12/2024) – bahwa ada pengaturan untuk menyiapkan undang-undang guna memulangkan para penjahat yang meninggalkan Suriah dan mengadili mereka yang berada di dalam negeri.
Ia melanjutkan, “Ada memorandum yang akan dikeluarkan dengan nama-nama penjahat yang sedang dikejar.”
Al-Waisi menambahkan, “Yang harus kita lakukan sekarang adalah kembali ke dasar-dasar, yaitu hukum… dan peradilan di Suriah akan independen, Insya Allah.” Pada 8 Desember, faksi-faksi Suriah memperluas kendali mereka atas ibu kota, Damaskus, sehingga mengakhiri 61 tahun kekuasaan Partai Baath dan 53 tahun kekuasaan keluarga Assad. (zarahamala/arrahmah.id)