(Arrahmah.com) – Syaikh Athiyatullah Al-Libi, komandan Al-Qaeda Waziristan dan ulama Al-Qaeda pusat pada tahun 2005-an pernah ditanya tentang sikapnya terhadap operasi jihad yang dilakukan sebagian anggota Al-Qaeda di Arab Saudi. Maka ia memberikan jawaban yang cukup membuka wawasan para pembaca.
Pada saat itu Al-Qaeda di wilayah Semenanjung Arabia terdiri dari dua bagian: Al-Qaeda Semenanjung Arabia [Al-Qaeda wilayah Arab Saudi] dan Al-Qaeda Semenanjung Selatan [Al-Qaeda wilayah Yaman]. Kedua sayap Al-Qaeda itu kemudian melebur menjadi satu dengan nama Anshar Asy-Syari’ah atau Al-Qaeda Semenanjung Arabia (AQAP).
Berikut ini adalah jawaban lengkap Syaikh Al-Libi tentang operasi jihad Al-Qaeda di Arab Saudi tersebut.
***
Jihad di Semenanjung Arabia ini memiliki dua orientasi:
Pertama adalah berjihad melawan pemerintah lokal yang murtad dan loyal kepada kaum Salibis.
Kedua adalah sebagai penyokong gerakan umum jihad Al-Qaeda.
Untuk orientasi pertama, saya sampai sekarang masih meyakini — sebagaimana yang saya sampaikan dalam beberapa kesempatan sebelumnya — bahwa para ikhwah mujahidin itu mengambil orientasi yang pertama ini karena sangat terpaksa. Dan ini bukanlah proyek dasar dan misi awalnya, namun ketika kita perhatikan ini hanyalah konsekuensi dari program utama mereka.
Yang saya pahami, dan saya kira semua orang yang mengenal Al-Qaeda dan Syaikh Usamah di Afghanistan sampai terakhir sebelum peristiwa 11/9 akan memahami bahwa Syaikh Usamah berpendapat untuk tidak melakukan konfrontasi dengan pemerintah Saudi maupun pemerintah-pemerintah Arab lainnya. Hal ini adalah perkara yang telah masyhur dan terkenal.
Dahulu — dan saya kira sampai sekarang masih, sebagaimana yang nampak dalam ceramah-ceramahnya — Syaikh Usamah berpendapat untuk semampunya berdamai dengan pemerintah-pemerintah lokal dan tidak tergesa-gesa dalam melakukan konfrontasi dengannya. Sebab hal yang mesti kita lakukan adalah menyerang gembongnya yaitu Amerika. Kita harus arahkan semua kekuatan dan potensi kita kepadanya. Kita hanya boleh menyerang orang-orang lokal yanag menjadi ekornya ketika tidak bisa dihindari lagi.
Bahkan Syaikh Usamah dahulu selalu memberi nasehat kepada jamaah-jamaah lain yang berada di negara-negara Arab agar tidak memulai program melawan pemerintah lokal. Beliau selalu menjelaskan kepada mereka bahwa peperangan yang semacam ini memerlukan syarat-syarat dan penopang-penopang keberhasilan yang sangat sulit untuk diwujudkan. Dalam hal ini beliau selalu memberikan contoh dengan pengalaman Aljazair, Mesir dan yang lainnya.
Pemikiran semacam ini sangatlah dipahami secara jelas oleh para ikhwah di Semenanjung Arabia.
Oleh karena itu para ikhwah di sana pada awalnya tidak memiliki orientasi untuk membuka proyek di Saudi melawan pemerintah. Sehingga sangatlah jelas bahwa para ikhwah tersebut memasuki kancah pertempuran melawan pemerintah karena terpaksa, mirip dengan orang-orang yang membela diri. Penjelasan-penjelasan dan literatur-literatur yang mereka keluarkan pun menunjukkan hal ini.
Berbagai diskusi yang beredar di internet maupun di tempat lainnya menyusul kepulangan banyak ikhwah dari Afghanistan setelah peristiwa 11/9 menguatkan hal itu. Kita masih ingat bahwa mayoritas ikhwah dari kalangan penuntut ilmu 49 Bagian Pertama: Surat-Surat Syaikh Usamah bin Ladin5 dan ulama’ lebih memilih untuk tidak melakukan konfrontasi dengan pemerintah kecuali jika mereka diburu pemerintah dan mereka yakin akan dipenjara, disiksa, dihinakan dan disakiti. Sehingga apabila mereka akan ditangkap maka mereka akan melawan dan berperang…!
Namun demikian para ikhwah Al-Qaeda Semenanjung Arabia, dalam pandangan saya, atas karunia Allah semata, mereka telah bertindak secara benar dalam banyak hal. Memang ada terjadi kesalahan. Akan tetapi secara umum dan global mereka telah meraih nilai yang cukup tinggi dan mereka telah bertindak secara benar dan terarah. Mereka telah memberikan teladan yang baik, memberikan andil dan sampai sekarang Alhamdulillah mereka masih memberikan andilnya dalam meningkatkan, meluruskan dan memperkaya perjalanan jihad. Demi Allah mereka adalah orangorang yang hebat dan semoga Allah memberikan berkah kepada mereka, menerima mereka serta menolong dan membantu mereka.
— Di bidang pemikiran, ilmu dan literatur, semua rilisan baik tulisan, audio, video dan semua literatur mereka benar dan baik. Di dalamnya nampak sikap yang seimbang dan jauh dari ghuluw (sikap ektrim). Tidak sebagaimana yang dituduhkan oleh musuh. Buktinya mereka tidak mengkafirkan tentara Arab Saudi secara umum. Mereka juga jauh dari sikap mengkafirkan para syaikh dan ulama’ yang berseberangan, para ulama’ pemerintah, atau melakukan pembunuhan kepada salah seorang di antara mereka, atau tindakan-tindakan semacam itu, meskipun mereka selalu membangkitkan emosi dan kemarahan.
Para ikhwah tersebut membuktikan bahwa mereka telah mencapai kualitas yang tinggi dari sisi keseimbangan, keberanian dan kekuatan hati. Semua itu hanyalah berkat karunia Allah semata. Demikian pula dengan ucapan-ucapan mereka selalu jauh dari sikap yang terburu-buru dalam menghukumi dan dari sikap berlebihan…
Dari sisi akurasi dan kualitas rilisan-rilisan mereka juga bernilai sangat tinggi. Ditinjau dari sisi membangkitkan semangat para pemuda, rilisan-rilisan tersebut benar-benar sebuah lompatan. Ceramah-ceramah mereka benar dan jauh dari sikap membanggakan diri, klaim-klaim dan terlalu membesar-besarkan. Ia seimbang, sederhana dan fokus kepada alasan-alasan yang jelas dan logis ketika membahas disyariatkannya tindakan mereka yang menentang pemerintah yang telah melakukan kekafiran nyata yang mana kita memiliki bukti dari Allah tentang hal itu. Suatu ceramah yang menggunakan semua aspek dan sarana yang realistis, teruji dan nyata.
— Dalam bidang operasi militer di lapangan, secara umum amaliyat-amaliyat yang mereka lakukan adalah baik. Di antaranya ada yang perfect dan baik. Di antaranya ada yang gagal dan menderita kekalahan. Akan tetapi secara umum amaliyatamaliyat mereka baik. Memang terkadang terjadi beberapa kesalahan, seperi ikut terbunuhnya masyarakat. Akan tetapi kesalahan semacam ini adalah kesalahan yang terjadi di setiap peperangan, dan tidak ada satu operasi militer pun yang bersih dari kesalahan tersebut.
Dari sisi andil mereka dalam membantu saudara-saudara mereka di Irak dan lainnya, mereka telah memerankan andil yang baik. Dan dari sisi proyek pelatihan dan i’dad, serta dalam memperkaya koleksi perpustakaan gerakan jihad, usahausaha yang telah mereka hasilkan patut untuk kita apresiasi.
Memang saya termasuk orang yang awalnya tidak setuju kalau para ikhwah berkonfrontasi dengan pemerintah Arab Saudi, dan sebisa mungkin bagaimana berdamai dengan pemerintah munafiq tersebut, mendiamkannya, bersabar terhadap kejahatannya, dan sebisa mungkin untuk menghindarinya, karena berbagai manfaat yang hendak dicapai dan berbagai sebab yang tidak samar lagi. Juga karena kondisi masyarakatnya belumlah siap. Namun sikap semacam ini memang sangatlah sulit untuk dilakukan. Sehingga kita tidak mungkin mau menyayangkan tindakan para ikhwah yang berkonfrontasi dengan pemerintah. Dan apa yang telah terjadi itu insya Allah adalah baik dan mengandung banyak hikmah yang mendalam. Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin.
Adapun orientasi keduanya adalah memberikan sokongan terhadap gerakan jihad dan bekerja sebagai salah satu unsur dan sayap dalam pasukan Al-Qaeda. Karena para ikhwah tersebut memiliki misi-misi tertentu yang harus mereka capai:
- Menyerang kepentingan Amerika di manapun berada, menyerang kepentingan sipil maupun militer mereka, dan menguras, melemahkan dan mencederai mereka serta berusaha mengusir mereka dan para loyalis mereka, bahkan seluruh Salibis dan orang-orang kafir dari Semenanjung Arabia.
- Menyerang sarana-sanara perminyakan yang merupakan penopang pokok berdirinya kerajaan Arab Saudi dari satu sisi, dan dari sisi lain musuh Salibis (Amerika) memanfaatkannya dalam porsentasi yang sangat besar sekali. Termasuk dalam misi ini terkadang — sebagaimana yang nampak wallahu a’lam — untuk menaikkan harga minyak. Karena naiknya harga minyak akan merugikan Amerika, meskipun hal ini secara temporal membantu kepentingan kerajaan Arab Saudi dan negara-negara penghasil minyak yang semisal dengannya.
Kenyataannya orientasi ini — sebagaimana yang telah saya singgung — tidak dapat dihindari lagi menyeret kepada konfrontasi dengan pemerintah yang loyal dan patuh kepada Amerika Salibis, serta berada di bawah kendali, perintah dan kekuasaannya, dan bahkan eksistensinya itu tergantung dengan dukungan dan restu dari Amerika Salibis!
Dan otomasis inilah yang kemudian terjadi!”
***
Sumber: Kitab Al-Ajwibah Asy-Syamilah li As’ilati A’dha’ Syabakah Al-Hisbah al-Islamiyah lisy-Syaikh Al-Mujahid Athiyatillah Al-Libi, hlm. 152-154
(aliakram/arrahmah.com)