DALLAS (Arrahmah.id) — FBI mengklaim telah mengagalkan rencana pembunuhan yang mengincar mantan Presiden Amerika Serikat (AS) oleh seorang warga negara Irak yang terafiliasi dengan kelompok militan Islamic State (ISIS).
Dilansir NBC News (25/5/2022), berdasarkan surat keterangan FBI, terduga pelaku masuk ke AS pada September 2020 dan melakukan perjalanan ke Dallas untuk mengintai rumah mantan presiden AS itu
FBI mengatakan bahwa terduga, Shihab Ahmed Shihab, memiliki bukti memberikan dukungan pada ISIS dan memiliki pemahaman bahwa Bush bertanggung jawab atas pembunuhan banyak warga Irak dalam invasi AS tahun 2003.
Berdasarkan sumber rahasia, FBI menyebut bahwa Shihab pernah mengendarai kendaraan pengangkut bom bunuh diri di Irak dan memiliki hubungan dengan pemimpin ISIS Abu Bakr al-Bahgdadi, yang dibunuh oleh AS pada 2019.
Shihab diduga sengaja masuk ke AS secara legal dan menajukan suaka politik serta menikahi seorang wanita AS untuk mengamankan status imigrasinya.
Shihab juga diduga mengatakan kepada sumber rahasia bahwa dia akan membayar setidaknya $5.000 untuk menyelundupkan empat mantan anggota partai Baath yang berlokasi di Irak, Turki, Mesir, dan Denmark ke AS dengan melintasi perbatasan Meksiko.
Begitu orang-orang itu berada di negara itu, rencana mereka adalah mendapatkan senjata api dan sebuah van besar dengan pintu geser untuk melakukan pembunuhan itu.
“Selanjutnya, Shihab menyatakan bahwa dia ingin terlibat dalam serangan dan pembunuhan terhadap mantan Presiden Bush dan tidak peduli jika dia meninggal karena dia akan bangga telah terlibat dalam pembunuhan mantan Presiden Bush,” kata pernyataan tertulis FBI.
Tersangka diduga melakukan pengawasan di Dallas pada 8 Februari, termasuk perjalanan ke kediaman Bush, dan mengambil video gerbang di depan lingkungan Bush.
Shihab mengatakan kepada sumber rahasia FBI bahwa salah satu dari komplotannya adalah sekretaris menteri keuangan ISIS. (hanoum/arrahmah.id)