POSO (Arrahmah.com) – Operasi Camar Maleo IV yang digelar pihak kepolisian kembali membuat sejumlah warga menjadi trauma dan ketakutan. Pasalnya ribuan anggota yang terlibat operasi tersebut yang diharapkan bisa membuat warga merasa aman justru malah bertindak sebaliknya.
Tindakan oknum aparat yang keji terjadi lagi di Kabupaten Parigi Moutong, dimana adanya sebuah penodongan terhadap warga yang tak bersalah. Penodongan yang dilakukan oleh oknum Brimob yang bertugas di Wilayah Desa Sausu ini diduga dalam kondisi mabuk.
Mengutip Metrosulawesi Rabu (30/12/2015), peristiwa ini terjadi pada Kamis (24/12) bertempat di Sungai Taliabo wilayah Sausu, Kabupaten Parimo yakni penodongan menggunakan senjata api oleh lima orang oknum anggota Brimob yang bertugas di Pos Operasi Camar Maleo IV di Bendungan Sausu terhadap warga Agus Rudi (41), Suku Bali, Agama Hindu, warga Dusun 1 Maranda, Desa Kilo, Kecamatan Poso Pesisir utara, Poso, Sulawesi Tengah.
Menurut pengakuan korban, sekitar pukul 15:00 wita saat itu dirinya tengah pergi ke Sungai Taliabo Sausu dengan niat ingin mengecek dan memanaskan alat beratnya berupa Exafator. Namun tiba tiba korban didatangi oleh satu orang oknum anggota Brimob yang kemudian memperlihatkan kartu anggotanya yang saat itu tengah dalam kondisi mabuk, dimana dari mulut anggota tercium aroma miras.
Saat anggota menemui korban, anggota tersebut tanpa sadar meminta uang kepada korban dengan alasan untuk menambah ongkosnya yang nantinya digunakan untuk beli miras, korban pun memberikan uang senilai Rp 50.000 namun ternyata anggota tersebut menolak uang yang diberikan korban.
Tak hanya sampai disitu, sekitar Pukul 15:30 Wita anggota Brimob tersebut kembali ke pos bendungan Sausu dengan niat mengajak rekan anggota Brimob yang lain untuk ke tempat korban. Saat itulah lima orang anggota Brimob lengkap dengan senjata tiba-tiba menemui korban, setelah anggota Brimob tiba lalu anggota tersebut berteriak-teriak dan mengatakan, “Weii kamu mata-mata Santoso ya, tembak saja lalu buang di laut,” kata salah satu anggota.
Setelah berteriak, angota Brimob langsung melayangkan pukulan kepada korban, namun korban menangkis yang kemudian disusul dengan pukulan yang menggunakan senjata kepada bagian dada kiri korban.
Korban yang saat itu dalam kondisi ketakutan kemudian menelfon Dandim 1306 Parimo untuk melaporkan kejadian terhadap dirinya.Saat ini pun korban masih trauma dan mengalami kesakitan badan.
Sementara itu Kapolres Parigi Moutung AKBP M. Ridwan, Jumat (25/12) mengatakan, jika perisitiwa tersebut sejauh ini dirinya belum mengetahui dan masih akan melakukan pengecekan adanya informasi penodongan dan pemukulan yang diduga dilakukan oknum anggota Brimob.
“Saya cek dulu informasinya ya, saya belum monitor pak, saat ini saya masih memantau gereja-gereja dalam pengamanan natal,” tuturnya, lansir Metrosulawesi .
Sebelumnya penganiyaan dan pemukulan yang dilakukan oknum Brimob juga pernah terjadi pada Ahad (21/11). Saat itu seorang petani asal Dusun Kamiasi Desa Kilo Kecamatan Poso Pesisir Utara karena tidak melapor saat melintasi pos.
Seorang petani bernama Andreas Kalapadang dicegat dan dianiaya oleh oknum anggota Brimob yang bertugas di Pos Pengamanan gabungan TNI Polri, Pos ini didirikan dalam rangka operasi Camar Maleo IV, yaitu operasi gabungan terhadap penuntasan kelompok pimpinan Santoso.
Selain dianiaya, kendaraan roda dua milik korban juga ditembaki dengan menggunakan senjata laras panjang hingga roda depan rusak. (azm/arrahmah.com)