MAUNGDAW (Arrahmah.com) – Di Arakan, Burma hampir tak ada tempat aman bagi umat Islam. Hanya berjalan kaki melewati pos keamanan saja bisa terancam ditangkap.
Dimulai sejak Sabtu (23/2/2013) pagi, sebuah operasi gabungan besar-besaran yang dilakukan oleh polisi, pasukan perbatasan Burma (Nasaka), SB2 (aparat intelijen), dan aparat lainnya menargetkan para pejalan kaki Rohingya yang melewati pos mereka.
Dalam sebuah laporan Rohingya Blogger, mengungkapkan bahwa pada Sabtu pagi tiga tim gabungan aparat keamanan bercokol di tiga kamp Nasaka di Maungdaw. Ketiga kamp Nasaka itu terletak di jembatan Mayong Khali, jembatan Myo Thu Gyi, dan jembatan Shuja Fara sebelum pintu masuk ke pusat kota Maungdaw.
Laporan lebih lanjut mengatakan, kemudian aparat keamanan tersebut dengan sewenang-wenang menangkapi warga Muslim Rohingya yang berjalan melewati daerah tersebut, termasuk wanita dan anak-anak, tanpa alasan.
Menurut laporan awal, lebih dari 250 warga Rohingya dibawa ke penahanan di kantor polisi di Maungdaw dan mereka ditahan serta mendapatkan perlakukan kasar. Setelah itu, mereka dibebaskan dengan syarat membayar sejumlah uang. Sementara warga yang memiliki Kartu Putih (kartu tanda bahwa mereka adalah orang asing) dibebaskan tanpa perlu membayar uang. (siraaj/arrahmah.com)