Al-Quds (armnews) – Beberapa sumber media ‘Israel’ berhasil mengungkap tentang berita yang menyebutkan bahwa permukiman Yahudi ‘Sderot’ yang berdekatan dengan utara Jalur Gaza selama tahun ini (2007) mendapatkan serangan lebih dari 2200 roket.
Sumber-sumber tersebut mengatakan bahwa soal penjagaan permukiman Yahudi itu menjadi perdebatan sengit antara PM Ehud Olmert dengan menteri perangnya, Ehud Barak. Olmert sendiri merasa khawatir jika ia melakukan penjagaan di Sderot maka ini merupakan awal bagi pembentengan juga atas kota Asqalan dan Asdod. Karena menurut Olmert, kemungkinan dua kota itu akan menjadi sasaran roket-roket Al-Qassam berikutnya yang semakin lama semakin berkembang.
Sementara Barak menegaskan bahwa dirinya meminta dana sebesar 300 juta Shekel (1 dolar = 3,92, kurs hari ini Ahad 16/12)untuk membentengi rumah dan titik-titik strategis dari serangan roket Palestina buatan lokal dari jenis ‘qasam’ di permukiman-permukiman Yahudi yang berdekatan dengan Jalur Gaza.
Menurut harian Israel Yediot Ahronot, Barak menilai pembicaraan seputar dana itu tidak termasuk mahal bila dibandingkan dengan kemampuan ekonomi negara saat ini. “Dana ini dipakai untuk meningkatkan semangat tinggal pemukim Yahudi Sderot dan permukiman-permukiman lainnya yang akan menghadapi serangan roket tersebut,” demikian Barak berkelit.
“Sikap Barak ini bertolak belakang dengan sikap PM Olmert yang menunda janjinya hingga setengah tahun mendatang untuk membentengi rumah-rumah pemukim Yahudi Sderot itu. Pemerintah tidak terikat dengan janji itu,” kata harian itu mengutip ucapan Olmert.
Sebelumnya Olmert telah mengumumkan bahwa pihaknya tidak perlu susah payah membentengi permukiman-permukiman Yahudi, “yang perlu kita lakukan adalah memberdayakan anggaran untuk perbaikan hidup dan mendorong pengembangan dinas keamanan untuk menjatuhkan Qassam,” kata Olmert membela diri.
Sumber: Infopalestina