TEPI BARAT (Arrahmah.com) – Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada Senin (30/11/2021) mengecam tindakan Presiden “Israel” Isaac Herzog yang memaksa untuk masuk ke dalam Masjid Ibrahimi di kota Hebron, Tepi Barat, untuk merayakan festival Yahudi Hanukkah.
Herzog memaksa memasuki Masjid pada Ahad (29/11) untuk berpartisipasi dalam upacara menyalakan lilin Yahudi. Dia bersama para pemukim Yahudi dikawal oleh sejumlah besar pasukan polisi “Israel”.
Dalam sebuah pernyataan, OKI yang berbasis di Jeddah mengecam tindakan itu dan menyebutnya sebagai bentuk “provokasi sentimen umat Islam dan kelanjutan serangan ‘Israel’ atas hak-hak rakyat Palestina, tanah air, dan tempat suci mereka”.
OKI juga menyatakan bahwa kunjungan Presiden “Israel” tersebut merupakan “bagian dari rencana ‘Israel’ untuk melakukan Yudaisasi Masjid Ibrahimi dan mengokohkan cengkeraman ‘Israel’ atasnya”.
OKI meminta masyarakat internasional untuk segera bertindak guna melindungi tempat-tempat suci dan bersejarah di Palestina, serta memaksa otoritas pendudukan “Israel” untuk menghormati kesucian tempat-tempat suci.
Pada Ahad (29/11), Syeikh Hefthi Abu Sneina, direktur Masjid Ibrahimi mengatakan bahwa tentara “Israel” menutup masjid dan mencegah jamaah Palestina untuk memasuki area masjid.
Setelah terjadi pembantaian pada tahun 1994 terhadap 29 jamaah Palestina di dalam masjid oleh seorang pemukim ektremis Yahudi Baruch Goldstein, pihak berwenang “Israel” kemudian membagi kompleks Masjid Ibrahimi menjadi dua, satu bagian untuk jamaah Muslim dan yang lainnya untuk Yahudi.
Komite Warisan Dunia UNESCO pada Juli 2017 memutuskan untuk memasukkan Masjid Ibrahimi dan kota tua Hebron ke dalam Daftar Warisan Dunia.
Hebron dihuni oleh sekitar 160.000 Muslim Palestina dan sekitar 500 pemukim Yahudi. (rafa/arrahmah.com)