ANKARA (Arrahmah.id) – Organisasi Kerjasama Islam (OKI) berupaya keras menyerukan perang melawan Islamofobia dan penghinaan terhadap simbol-simbol agama. Seruan tersebut didasari oleh semakin maraknya aksi Islamofobia yang terjadi di negara-negara Barat.
Bahkan OKI berusaha untuk menyerukan perang melawan Islamofobia melalui karya seni dan media.
“Langkah itu bertujuan untuk mengklarifikasi dan memperkuat prinsip-prinsip toleran Islam, yang menyerukan koeksistensi, toleransi dan menghormati satu sama lain dan meninggalkan kekerasan, intoleransi dan kebencian,” kata Direktur Departemen Informasi OKI, Wajdi Ali Sindi, pada pertemuan darurat Serikat Penyiaran Negara-negara OKI (OSBU), dikutip di Anadolu Agency, pada Kamis (6/7/2023).
Pertemuan tersebut juga dilaporkan membahas seputar mekanisme menghadapi penodaan tempat suci agama di media. Hal ini dibahas setelah aksi pembakaran kitab suci Alquran, pekan lalu di Swedia.
Sindi mengatakan OKI bekerja dengan mitranya untuk meningkatkan pemahaman tentang penggunaan kebebasan berekspresi yang bertanggung jawab di media.
Di sisi lain, pihaknya juga berupaya untuk membangun mekanisme nasional, dengan meminta pertanggungjawaban media yang terus menyebarkan ujaran kebencian dan intoleransi, serta menerapkan strategi media OKI untuk memerangi Islamofobia.
Islamofobia semakin menyebar di Eropa, terbaru ada Salwan Momika yang secara terang-terangan membakar Salinan Al-Quran di abwah perlindungan polisi, di depan Masjid Raya Stockholm.
Tindakan kriminal tersebut memicu kecaman luas di negara-negara Arab dan Muslim, di tengah seruan agar Swedia mengakhiri tindakan semacam itu terhadap simbol-simbol Islam. (rafa/arrahmah.id)